Sesuai dengan Undang-Undang LLAJ nomor 22 tahun 2009, memang kendaraan TNI menjadi salah satu kendaraan yang mendapat prioritas di jalan.
"Karena mereka membawa kendaraan muatan khusus. Kemudian rangkaiannya panjang. Jadi masyarakat harus paham hal itu, terutama pengguna jalan," katanya.
Meski begitu, sopir truk juga tidak bersalah karena kondisi jalan sempit sehingga tidak bisa meminggirkan kendaraannya.
Baca juga: Viral, Video Pria Asal Madura Tantang Duel Petugas, Menolak Dites Swab di Pos Penyekatan Suramadu
Hanya saja, sangat disayangkan ketika sopir mengucapkan kalimat yang bernada menantang, apalagi diunggah ke media sosial hingga viral.
"Dari segi hukum, pelanggaran lalu lintas tidak ada. Cuma karena mengeluarkan narasi dan viral gitu aja. Kalau keluar narasi-narasi kayak gitu gimana sih. Padahal ini kan lembaga, habis latihan juga," katanya.
Video viral di TikTok
Sebelumnya, akun Tiktok @rudisugara07 mengunggah video yang memperlihatkan sopir truk enggan memberikan jalan kepada rombongan TNI.
Video menggambarkan mobil pengawal berusaha membuka jalan diikuti kendaraan TNI di belakangnya.
Semua kendaraan dari arah berlawanan menepi dan membuka jalan bagi rombongan kendaraan TNI tersebut.
Namun, sopir truk menolak dengan alasan membawa muatan berat. Petugas yang turun ke jalan membiarkan dan tidak mempermasalahkannya.
Kemudian, sopir di dalam truk itu mengeluarkan kalimat bernada menantang terhadap rombongan kendaraan alutsista.
"Aku enggak bakal minggir, panggah tak du," salah satu kalimat sopir yang dilontarkan dari dalam kemudi sembari memvideokan kendaraan TNI yang melintas di depannya.
Ucapan kalimat sopir itu bermakna bahwa dia tidak akan minggir dan membiarkan truknya diadu dengan kendaraan pengangkut alutsista TNI yang sedang melewati kemacetan.
Akun instagram @infokomando kemudian membagikan video berisi sopir yang meminta maaf atas insiden video viral itu.
"Intinya kalau misalnya dia tidak viral, tidak ada membuat statemen apapun tidak masalah sebenarnya. Cuma karena dia mengeluarkan narasi yang seolah membuat bikin kontraproduktif, jadi ada yang menimbulkan polemik," jelas Kasat Lantas.
(KOMPAS.COM/ Andi Hartik)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.