Karena alasan itu, ia menyebut harus dilakukan micro-lockdown agar masyarakat tidak lagi menolak saat dilakukan tes swab dan penanganan Covid-19 lainnya.
Mohni menyatakan, sejauh ini diperkirakan ada sekitar tujuh desa, baik di Kecamatan Arosbaya maupun di Kecamatan Klampis, yang akan dilakukan penguncian.
"Tentu saja harus di-lockdown itu. Di Arosbaya dan Klampis itu ada tujuh desa yang akan di-lockdown. Nanti kami akan cek, karena ada KTP warga asal Arosbaya beralamat di Bangkalan untuk mengakali petugas," kata Mohni.
Menurut dia, tenaga medis telah berupaya maksimal melakukan penanganan Covid-19 di Bangkalan.
Ia mengungkap alasan penanganan Covid-19 di Bangkalan belum maksimal lantaran masyarakat juga cenderung abai terhadap protokol kesehatan.
Bahkan, pemeriksaan dan tracing yang dilakukan tenaga kesehatan sedikit terhambat karena ada puluhan tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19.
Oleh karena itu, ia meminta kesadaran masyarakat untuk mengerti dan memahami bahwa kondisi Covid-19 di Bangkalan mengalami peningkatan tajam.
"Sekarang kembali ke kesadaran masyarakat dan imbauan dari tokoh dan para kiai agar orang mau melakukan atau minimal terbuka, jujur, melakukan tes. Apakah rapid test atau tes swab, pokoknya yang mengarah pada kesehatan itu sendiri," ujar Mohni.
Baca juga: Viral, Video Pengendara Roda Dua Bobol Pagar Pembatas Jembatan Suramadu untuk Hindari Tes Swab