Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Hindari Tes Swab hingga Kelabui Nakes, 7 Desa di Bangkalan Diberlakukan Micro-lockdown

Kompas.com - 07/06/2021, 12:49 WIB
Ghinan Salman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Bupati Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Mohni mengatakan akan membuat kebijakan untuk melakukan micro-lockdown di sejumlah desa di Kecamatan Arosbaya dan Kecamatan Klampis, Bangkalan.

Hal itu dilakukan setelah ditemukan lonjakan kasus Covid-19 di dua kecamatan tersebut.

Bahkan, di peta sebaran Covid-19, Kecamatan Arosbaya berstatus zona merah.

"Nanti malam akan ditentukan, jadi masyarakat itu akan diisolasi nanti, micro-lockdown di sejumlah desa di Kecamatan Arosbaya dan Kecamatan Klampis," kata Mohni kepada Kompas.com, Senin (7/6/2021).

Baca juga: Wabup Mohni Sepakat dengan Wali Kota Surabaya, Ruang Gerak Warga Bangkalan Akan Dibatasi

Mohni menilai, penguncian atau lockdown itu dinilai efektif dilakukan karena selama ini masyarakat selalu menghindar dan berusaha mengelabui tenaga kesehatan.

Ia mencontohkan, di Kecamatan Arosbaya, Satgas Covid-19 Bangkalan telah menerjunkan 1.000 alat swab PCR.

Namun, masyarakat menghindar dan tidak keluar dari rumah mereka, sehingga yang dilakukan swab hanya sekitar 150 orang.

Masyarakat yang dilakukan swab PCR itu, lanjut Mohni, ternyata lebih banyak yang berstatus pegawai hingga tenaga kesehatan.

"Nah, masyarakat sendiri saya kenapa kok enggak keluar? Katanya, orang-orang takut di-swab. Ya berarti enggak mau sembuh dong. Saya bilang begitu," ucap Mohni.

Baca juga: 10 RS di Surabaya Siap Tampung Pasien Positif Covid-19 dari Bangkalan

 

Ilustrasi tes swab Covid-19 untuk mendeteksi infeksi virus corona untuk hentikan pandemi Covid-19.(Shutterstock)KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL Ilustrasi tes swab Covid-19 untuk mendeteksi infeksi virus corona untuk hentikan pandemi Covid-19.(Shutterstock)
Karena alasan itu, ia menyebut harus dilakukan micro-lockdown agar masyarakat tidak lagi menolak saat dilakukan tes swab dan penanganan Covid-19 lainnya.

Mohni menyatakan, sejauh ini diperkirakan ada sekitar tujuh desa, baik di Kecamatan Arosbaya maupun di Kecamatan Klampis, yang akan dilakukan penguncian.

"Tentu saja harus di-lockdown itu. Di Arosbaya dan Klampis itu ada tujuh desa yang akan di-lockdown. Nanti kami akan cek, karena ada KTP warga asal Arosbaya beralamat di Bangkalan untuk mengakali petugas," kata Mohni.

Menurut dia, tenaga medis telah berupaya maksimal melakukan penanganan Covid-19 di Bangkalan.

Baca juga: Mayoritas Pasien Covid-19 Meninggal di Bangkalan Tak Sampai 24 Jam Dirawat di Rumah Sakit, Ini Penyebabnya

Ia mengungkap alasan penanganan Covid-19 di Bangkalan belum maksimal lantaran masyarakat juga cenderung abai terhadap protokol kesehatan.

Bahkan, pemeriksaan dan tracing yang dilakukan tenaga kesehatan sedikit terhambat karena ada puluhan tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19.

Oleh karena itu, ia meminta kesadaran masyarakat untuk mengerti dan memahami bahwa kondisi Covid-19 di Bangkalan mengalami peningkatan tajam.

"Sekarang kembali ke kesadaran masyarakat dan imbauan dari tokoh dan para kiai agar orang mau melakukan atau minimal terbuka, jujur, melakukan tes. Apakah rapid test atau tes swab, pokoknya yang mengarah pada kesehatan itu sendiri," ujar Mohni.

Baca juga: Viral, Video Pengendara Roda Dua Bobol Pagar Pembatas Jembatan Suramadu untuk Hindari Tes Swab

 

Ilustrasi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Peneliti kembali buktikan efek virus corona pada otak yang dapat menyebabkan efek kognitif, kabut otak hingga kelelahan.(SHUTTERSTOCK/creativeneko)KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL Ilustrasi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Peneliti kembali buktikan efek virus corona pada otak yang dapat menyebabkan efek kognitif, kabut otak hingga kelelahan.(SHUTTERSTOCK/creativeneko)
Seperti diketahui, kasus positif Covid-19 di Bangkalan terus merangkak naik pasca-liburan panjang Lebaran.

Klaster keluarga dan transmisi lokal imbas kedatangan ratusan pekerja migran atau tenaga kerja Indonesia (TKI) disinyalir menjadi salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus positif di Bangkalan.

Per hari Minggu (6/6/2021), ada 25 kasus pasien baru yang positif Covid-19, kemudian dua pasien Covid-19 meninggal, dan 17 orang dinyatakan suspek corona.

Berdasarkan data akumulatif per tanggal 6 Juni 2021, jumlah yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Bangkalan sebanyak 1.779 orang.

Kemudian, jumlah pasien sembuh 1.520 orang, pasien Covid-19 meninggal 180 orang, dan kasus Covid-19 aktif 79 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiba-tiba Berstatus WN Malaysia, Marliah Akhirnya Kembali Jadi WNI

Tiba-tiba Berstatus WN Malaysia, Marliah Akhirnya Kembali Jadi WNI

Regional
Penyelundupan Miras di Atas Kapal Pelni KM Sinabung Digagalkan, 120 Liter Dimusnahkan

Penyelundupan Miras di Atas Kapal Pelni KM Sinabung Digagalkan, 120 Liter Dimusnahkan

Regional
Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Regional
[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

Regional
Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com