Salin Artikel

Warga Hindari Tes Swab hingga Kelabui Nakes, 7 Desa di Bangkalan Diberlakukan Micro-lockdown

Hal itu dilakukan setelah ditemukan lonjakan kasus Covid-19 di dua kecamatan tersebut.

Bahkan, di peta sebaran Covid-19, Kecamatan Arosbaya berstatus zona merah.

"Nanti malam akan ditentukan, jadi masyarakat itu akan diisolasi nanti, micro-lockdown di sejumlah desa di Kecamatan Arosbaya dan Kecamatan Klampis," kata Mohni kepada Kompas.com, Senin (7/6/2021).

Mohni menilai, penguncian atau lockdown itu dinilai efektif dilakukan karena selama ini masyarakat selalu menghindar dan berusaha mengelabui tenaga kesehatan.

Ia mencontohkan, di Kecamatan Arosbaya, Satgas Covid-19 Bangkalan telah menerjunkan 1.000 alat swab PCR.

Namun, masyarakat menghindar dan tidak keluar dari rumah mereka, sehingga yang dilakukan swab hanya sekitar 150 orang.

Masyarakat yang dilakukan swab PCR itu, lanjut Mohni, ternyata lebih banyak yang berstatus pegawai hingga tenaga kesehatan.

"Nah, masyarakat sendiri saya kenapa kok enggak keluar? Katanya, orang-orang takut di-swab. Ya berarti enggak mau sembuh dong. Saya bilang begitu," ucap Mohni.

Mohni menyatakan, sejauh ini diperkirakan ada sekitar tujuh desa, baik di Kecamatan Arosbaya maupun di Kecamatan Klampis, yang akan dilakukan penguncian.

"Tentu saja harus di-lockdown itu. Di Arosbaya dan Klampis itu ada tujuh desa yang akan di-lockdown. Nanti kami akan cek, karena ada KTP warga asal Arosbaya beralamat di Bangkalan untuk mengakali petugas," kata Mohni.

Menurut dia, tenaga medis telah berupaya maksimal melakukan penanganan Covid-19 di Bangkalan.

Ia mengungkap alasan penanganan Covid-19 di Bangkalan belum maksimal lantaran masyarakat juga cenderung abai terhadap protokol kesehatan.

Bahkan, pemeriksaan dan tracing yang dilakukan tenaga kesehatan sedikit terhambat karena ada puluhan tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19.

Oleh karena itu, ia meminta kesadaran masyarakat untuk mengerti dan memahami bahwa kondisi Covid-19 di Bangkalan mengalami peningkatan tajam.

"Sekarang kembali ke kesadaran masyarakat dan imbauan dari tokoh dan para kiai agar orang mau melakukan atau minimal terbuka, jujur, melakukan tes. Apakah rapid test atau tes swab, pokoknya yang mengarah pada kesehatan itu sendiri," ujar Mohni.

Klaster keluarga dan transmisi lokal imbas kedatangan ratusan pekerja migran atau tenaga kerja Indonesia (TKI) disinyalir menjadi salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus positif di Bangkalan.

Per hari Minggu (6/6/2021), ada 25 kasus pasien baru yang positif Covid-19, kemudian dua pasien Covid-19 meninggal, dan 17 orang dinyatakan suspek corona.

Berdasarkan data akumulatif per tanggal 6 Juni 2021, jumlah yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Bangkalan sebanyak 1.779 orang.

Kemudian, jumlah pasien sembuh 1.520 orang, pasien Covid-19 meninggal 180 orang, dan kasus Covid-19 aktif 79 orang.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/07/124901078/warga-hindari-tes-swab-hingga-kelabui-nakes-7-desa-di-bangkalan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke