MEDAN, KOMPAS.com - Wali Kota Medan Bobby Nasution mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual dari Balai Kota Medan, Sumatera Utara.
Bobby memakai baju adat suku Batak Toba, lengkap dengan ulos, penutup kepala dan tongkat tunggal panaluan.
Sementara Sekretaris Daerah Kota Medan Wiriya Alrahman mengenakan Teluk Belanga, pakaian khas suku Melayu.
Tunggal panaluan, tongkat sakti para datu
Sumatera Utara sangat dikenal dengan kekayaan budaya.
Salah satunya bisa dilihat dari senjata tradisional atau senjata daerahnya.
Menurut Tim Penulis dalam buku Mengenal Rumah Adat, Pakaian Adat, Tarian Adat, dan Senjata Tradisional (2009), salah satu senjata tradisional khas daerah Sumatera Utara ialah piso surit.
Selain itu, provinsi ini juga memiliki senjata tradisional berupa piso gaja dompak, hujur dan tongkat tunggal panaluan yang dipegang Bobby Nasution dalam upacara Hari Lahir Pancasila.
Baca juga: Sekda Perempuan Pertama di Sumut Pensiun, Pernah Jadi Saingan Cerdas Cermat Edy Rahmayadi
Orang Batak Toba mengenal tunggal panaluan sebagai tongkat sakti.
Panjangnya sekitar 150 sampai 200 sentimeter.
Tongkat ini diberi ukiran menyerupai manusia dan naga yang merupakan kisah dan legenda masa lalu.
Tunggal artinya satu. Sementara panaluan bermakna selalu mengalahkan.
Tunggal panaluan mengambarkan hubungan banua toru, banua tonga dan banua ginjang.
Tiga wilayah tersebut tergambar dalam pahatan pohon yang disebut sibaran, nasib manusia.
Keterkaitan ketiganya yakni mencerminkan kosmologi Batak.