Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Harus Mulai Putar Otak

Kompas.com - 28/05/2021, 20:06 WIB
Ari Himawan Sarono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PEKALONGAN, KOMPAS.com - Naiknya harga kedelai impor membuat para perajin tahu dan tempe di Kompleks Kampung Tahu di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, mengeluh.

Mereka harus bertahan dengan tetap berjualan dengan untung tipis meski harga kedelai kini mencapai angka tertinggi yaitu Rp 11.000 per kilogramnya.

Akibatnya, suasana Kampung Tahu di Desa Babalan Lor, Bojong, Kabupaten Pekalongan kini tidak seramai dulu.

Baca juga: Dedi Mulyadi Minta Buwas Sebutkan Nama Setan di Lingkaran Kedelai

Sebelum harga kedelai melonjak, hampir sebagian besar rumah warga berhenti memproduksi tahu dan tempe.

Salah seorang perajin tahu dan tempe, Mohammad Hadi (31), mengatakan kenaikan harga kedelai impor terjadi sejak Ramadhan hingga dua pekan setelah lebaran.

“Sebelum bulan puasa sudah Rp 8.000 terus naik sampai sekarang puncak tertinggi harga kedelai sampai Rp 11.000 perkilonya,” kata Hadi saat memproduksi tahu di rumahnya, Jumat (28/5/2021).

Hadi mengungkapkan untuk bertahan agar tetap mendapat untung harus memperkecil ukuran tahu pada tiap papan.

Baca juga: Sering Diserang Hama dan Kalah dengan Impor, Alasan Petani Enggan Tanam Kedelai

Tiap papan yang biasanya berisi 80 buah tahu, kini perajin memperkecil ukuran sehingga bisa 90 buah.

Sementara perajin tidak berani menaikkan harga tahu perbijinya karena takut pembeli kabur.

“Untungnya sangat sedikit bahkan tidak ada. Bayangkan s10 kilogram kedelai apabila jadi tahu mampu menghasilkan Rp 180.000. Itu masih kotor belum dipotong transport, produksi dan bayar karyawan,” tambah dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com