Laki-laki yang berjualan di Pasar Bojong, Kabupaten Pekalongan tersebut enggan mogok berjualan karena kebutuhan hidup keluarganya.
Sementara Pengurus Paguyuban Kampung Tahu Siswandi menjelaskan, hanya tersisa tujuh perajin tahu dan tempe saja di desanya, dari semula mencapai 25 sampai 30 perajin.
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Pedagang Tempe Tahu di Semarang Banyak Dikomplain Pembeli
Mereka kini beralih pekerjaan karena selalu rugi menjual tahu dan tempe.
“Ada yang beralih kuli bangunan, bekerja dagang yang lain demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bahkan semenjak corona kampung tahu serasa mati suri karena tidak ada kunjungan dari wisatawan,” ungkap Siswandi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.