Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kan Sudah Ada Pemakaman Khusus Covid-19, Kenapa Harus di Sini"

Kompas.com - 23/05/2021, 10:29 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Aksi penolakan pemakaman terhadap pasien yang meninggal terkonfirmasi Covid-19 kembali terjadi.

Kali ini, peristiwa penolakan tersebut terjadi di Kelurahan Aek Tampang, Kecamatan Padang Sidempuan, Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara, Sabtu (22/5/2021).

Sejumlah masyarakat menolak adanya satu warga terkonfirmasi Covid-19 yang meninggal dan dimakamkan di area perkuburan umum di Lingkungan I, Kota Sidempuan.

Baca juga: Akhir Pelarian Sopir Truk yang Bunuh 2 Remaja Putri lalu Perkosa Mayatnya

Masyarakat menuntut agar makam tersebut dibongkar dan dipindahkan.

"Kami meminta agar makam kembali dibuka dan dipindahkan, karena rumah saya berada sangat dekat sekali dengan pemakaman," kata Khoirunnisa Hasibuan, salah seorang warga saat ditanya camat setempat di lokasi, sabtu malam.

"Kan sudah ada pemakaman khusus Covid-19 yang dibuat Pemko, kenapa harus di sini," lanjutnya.

Baca juga: Tolak Pemakaman Jenazah Covid-19, Warga Bakar dan Bongkar Paksa Makam

Terkait dengan kejadian itu, Camat Padang Sidempuan Selatan Toyib Simanjutak meminta kepada warga untuk menahan diri dan bersabar.

Kata Toyib, apa yang disampaikan oleh warga akan disampaikannya kepada Satgas Coivd-19 Padang Sidempuan.

"Tim Satgas Covid-19 itu bukan Wali Kota saja, ada Ibu Kapolres, Bapak Dandim, Pak Kajari, dan forum pimpinan lainnya. Jadi apa yang disampaikan ini, akan saya bawa ke Satgas untuk dicari solusinya," ungkapnya.

Baca juga: Ini Alasan Ketua RT Tolak Pemakaman Perawat di Semarang

Mirisnya, dalam aksi penolakan tersebut berujung dengan aksi pembakaran area makam warga yang dikebumikan dan upaya pembongkaran paksa.

Namun, aksi tersebut berhenti setelah pihak Satgas Covid-19 Kota Sidempuan turun ke lokasi dan memberikan penjelasan kepada masyarakat setempat.

Kepada masyarakat, pihak Satgas Covid-19 menjelaskan bahwa jenazah yang sudah dimakamkan tidak akan lagi menularkan virus. Apalagi, prosesnya dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.

"Jadi jenazah sudah dimandikan, dibungkus, dimasukkan ke dalam peti, dikubur sedalam 2 meter. Jadi sudah sesuai protokol yang ada," ujar salah satu dokter Satgas Covid-19 Padang Sidempuan.

Baca juga: Gerebek Kampung Narkoba, Polisi: Kampung Ini Sudah Tidak Bisa Disentuh, Banyak Oknum yang Membekingi Mereka

Namun, penjelasan yang diberikan pihak Satgas Covid-19 belum memberikan solusi bagi warga. Warga pun tetap meminta agar jenazahtersebut dapat dipindahkan.

Sementara itu, tokoh masyarakat setempat bernama Haidir Nasution mengatakan, sebelum dilakukan pemakaman tersebut, tidak ada koordinasi. Terkait dengan itu, ia pun menyayangkannnya.

"Dan kami sangat menyayangkan tidak ada koordinasi dengan kami di sini," kata Haidir.

Baca juga: Jambak dan Tendang Perawat hingga Terjatuh, Pelaku: Infus Anak Saya Dilepas dan Menangis, Saya Tidak Terima

Kata Haidir, pihak Satgas Covid-19 sudah memberikan penjelasan terkait dengan proses pemakaman warga yang terkonfimasi Covid-19 tersebut.

Namun, menurutnya, tidak ada solusinya.

"Sampai dini hari tadi saya menganggap tidak ada solusi, dan bagi warga yang masih merasa keberatan, akan kita surati atau datangi langsung Wali Kota, DPRD," ujarnya

Baca juga: 2 Pejabat Pemkot Batam Terkonfirmasi Positif Covid-19

 

(Penulis Kontributor Padang Sidempuan, Oryza Pasaribu | Editor Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com