Alasan keberatan berbagi air
Dari dialog tersebut diketahui jika para petani Desa Sumengko keberatan 'berbagi' air yang ada di waduk lantaran menilai jumlah air yang ada hanya cukup untuk pasokan ke sawah mereka saja.
Hal ini disebabkan jumlah debit air yang ada di waduk menurun drastis daripada tahun sebelumnya.
"Kan tidak bisa sepihak begitu, karena itu masuk dalam wilayah Bakorwil (Badan Koordinator Wilayah) Bojonegoro dan kebetulan saya juga kenal sama kepala Bakorwilnya, makanya beliau saya kontak dan Selasa (18/5/2021) kemarin dilakukan tinjauan oleh jajarannya," ucap Ghofar.
Dari hasil tinjauan yang dilakukan oleh jajaran Bakorwil Bojonegoro diketahui, terjadi kerusakan pada pintu air yang ada di waduk Sumengko.
Akibatnya, waduk tidak dapat menampung air secara maksimal sebab air tanpa bisa dikontrol justru mengalir ke daerah bagian utara waduk.
Selain itu, tingkat sedimentasi yang terjadi di waduk Sumengko sudah dinilai melebihi ambang batas, yang itu mempengaruhi kapasitas waduk dalam menyimpan air.
Sehingga dibutuhkan penanganan atau pengerukan lebih lanjut oleh pemegang kebijakan, agar waduk dapat kembali berfungsi normal seperti sebelumnya.
"Bersama dengan kepala desa dan Gapoktan Desa Sumengko, kami dan warga sudah diberitahu oleh Bakorwil jika mereka dalam waktu dekat akan menjalin komunikasi dengan Pemkab Gresik agar berkirim surat kepada Provinsi terkait masalah ini. Sambil menunggu, saat ini warga kami bisa kembali memanfaatkan air yang ada di waduk," kata Ghofar.
Baca juga: Pilih Ngantor di Kelurahan, Eri Cahyadi: Saya Takut Salah Ambil Kebijakan