Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Jatah Air karena Pintu Air Waduk Sumengko Rusak, Petani di 2 Desa Bersitegang

Kompas.com - 20/05/2021, 12:08 WIB
Hamzah Arfah,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Ketegangan terjadi antarkelompok petani di dua desa yang ada di Gresik, Jawa Timur.

Penyebabnya, mereka berebut jatah air yang ada di waduk Sumengko di Kecamatan Duduksampeyan, Gresik, yang selama ini mereka andalkan untuk mengairi padi di sawah mereka masing-masing.

Menurut kepala Desa Gredek Muhammad Bahrul Ghofar, para petani di desanya sempat bingung lantaran mereka tidak diperbolehkan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sumengko mengambil air dari waduk setempat.

Baca juga: Cerita Ibu Senah Digugat Anak Kandungnya, Tak Dikunjungi Saat Lebaran, padahal Jarak Rumah Hanya 2 Meter

Alasannya, air yang tersedia di waduk Sumengko dinilai hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sawah petani di desa itu saja.

Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya, petani di Desa Gredek maupun yang ada di Desa Sumari biasa mengandalkan air dari waduk yang ada di Desa Sumengko tersebut.

"Ketika mendapat keluhan tersebut dari para petani, saya langsung coba komunikasi kepada kepala Desa Sumengko dan ketua Gapoktan sana. Akhirnya mereka mengajak bertemu untuk dialog bersama," ujar Ghofar saat dihubungi, Kamis (20/5/2021).

Baca juga: Pakai Bahasa Inggris Saat Berdebat dengan Polisi, Ibu-ibu Pedagang Ini Ternyata Belajar dari Turis

 

Alasan keberatan berbagi air

Dari dialog tersebut diketahui jika para petani Desa Sumengko keberatan 'berbagi' air yang ada di waduk lantaran menilai jumlah air yang ada hanya cukup untuk pasokan ke sawah mereka saja.

Hal ini disebabkan jumlah debit air yang ada di waduk menurun drastis daripada tahun sebelumnya.

"Kan tidak bisa sepihak begitu, karena itu masuk dalam wilayah Bakorwil (Badan Koordinator Wilayah) Bojonegoro dan kebetulan saya juga kenal sama kepala Bakorwilnya, makanya beliau saya kontak dan Selasa (18/5/2021) kemarin dilakukan tinjauan oleh jajarannya," ucap Ghofar.

Baca juga: Cerita Pilu EAS, ART yang Setahun Lebih Disiksa Pakai Setrika dan Pipa hingga Dipaksa Makan Kotoran Kucing

Dari hasil tinjauan yang dilakukan oleh jajaran Bakorwil Bojonegoro diketahui, terjadi kerusakan pada pintu air yang ada di waduk Sumengko.

Akibatnya, waduk tidak dapat menampung air secara maksimal sebab air tanpa bisa dikontrol justru mengalir ke daerah bagian utara waduk.

Selain itu, tingkat sedimentasi yang terjadi di waduk Sumengko sudah dinilai melebihi ambang batas, yang itu mempengaruhi kapasitas waduk dalam menyimpan air.

Sehingga dibutuhkan penanganan atau pengerukan lebih lanjut oleh pemegang kebijakan, agar waduk dapat kembali berfungsi normal seperti sebelumnya.

"Bersama dengan kepala desa dan Gapoktan Desa Sumengko, kami dan warga sudah diberitahu oleh Bakorwil jika mereka dalam waktu dekat akan menjalin komunikasi dengan Pemkab Gresik agar berkirim surat kepada Provinsi terkait masalah ini. Sambil menunggu, saat ini warga kami bisa kembali memanfaatkan air yang ada di waduk," kata Ghofar.

Baca juga: Pilih Ngantor di Kelurahan, Eri Cahyadi: Saya Takut Salah Ambil Kebijakan

 

Dibutuhkan petani

Ghofar menilai, pasokan air dari waduk Sumengko sangat dibutuhkan oleh para petani yang ada di desanya. Hal ini dikarenakan, sekitar 100 hektar lahan sawah yang dimiliki 150-an petani di desanya sudah siap panen dan tinggal memenuhi pasokan air 'terakhir' dari waduk Sumengko.

Sukri, salah seorang petani asal Desa Gredek mengatakan, dirinya dan para petani yang lain menilai pasokan air dari waduk Sumengko pada saat ini sangat krusial bagi kelangsungan tanaman padi yang ditanam.

Sebab, memasuki kemarau, otomatis mereka hanya  mengandalkan pasokan air yang ada di Waduk Sumengko saja.

"Kalau dapat air, ya paling-paling satu bulan lagi sudah bisa dipanen padinya. Dan kalau tidak ada pasokan air, ya bisa-bisa malah gagal panen," tutur Sukri.

Sukri dan para petani lain baik yang berada di Desa Gredek maupun Sumengko berharap, pemerintah dapat segera memperbaiki pintu air yang rusak dan kalau pun memungkinkan adanya pengerukan di area waduk Sumengko sehingga dapat kembali menampung debit air dalam jumlah yang cukup banyak.

"Utamanya itu ya perbaikan pintu air, tapi kalau ada pengerukan ya lebih bagus lagi. Sebab terakhir ada pengerukan itu sudah sekitar lima tahun lalu," kata Sukri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Regional
Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Kilas Daerah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com