KOMPAS.com - Ketua organisasi masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila (PP) Blora, Jawa Tengah, Munaji angkat bicara terkait video viral dugaan aksi premanisme yang dilakukan anggotanya.
Menurutnya, empat orang yang dilaporkan dan diamankan polisi tersebut memang benar anggotanya.
Namun demikian, ia membantah anggotanya telah melakukan aksi premanisme. Oleh karena itu, jika tudingan itu tidak dapat dibuktikan pelapor ia mengancam untuk menuntut balik.
"Kalau laporan itu benar, silakan laporan secara hukum, kita hormati hukum. Tapi kalau laporan itu tidak benar dan tindak pidana pemerasan itu belum dilakukan, awas kita akan tuntut balik nanti, ini negara hukum," jelasnya.
Baca juga: Pemuda Pancasila Blora Bantah Anggotanya Terlibat Aksi Premanisme di Pasar Jepon
Menurut Munaji, aksi yang dilakukan anggotanya itu sebagai respons atas maraknya rentenir di Pasar Jepon.
Pasalnya, saat ini dianggap banyak pedagang yang mengeluh. Oleh karena itu, anggotanya turun tangan untuk menghentikan praktik lintah darat tersebut.
"Karena bagi kita itu juga termasuk kejahatan ekonomi, karena notabenenya izin enggak ada, apalagi ada Covid yang menyebabkan ekonomi melemah, jangan sampai itu dimanfaatkan oleh segelintir oknum rentenir ini," katanya.
Terkait dengan kejadian tersebut, pihaknya mengaku juga akan mendesak pemerintah daerah setempat untuk mengambil sikap tegas. Tujuannya agar rentenir tidak semakin merajalela.
"Jadi koperasi-koperasi yang dibuat kedok semacam rentenir ini biar dihilangkan. Seperti Probolinggo yang bupatinya berani menyikat (membubarkan) koperasi yang enggak ada izinnya," terang dia.
Baca juga: Fakta Anggota Ormas Lakukan Aksi Premanisme ke Pedagang, Viral di Medsos, Ini Klarifikasi Ketuanya
Sebelumnya diberitakan, rekaman video yang memperlihatkan aksi premanisme yang terjadi di Pasar Jepon, Blora, Jawa Tengah, viral di media sosial.
Dalam rekaman video tersebut, sejumlah preman yang diketahui merupakan anggota dari organisasi masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila itu berusaha memalak ibu-ibu pedagang.
Salah seorang korban, Masrindo Sinaga mengatakan, kejadian itu terjadi pada Kamis (6/5/2021).
Saat itu dirinya yang baru saja tiba di pasar tersebut didatangi empat orang pelaku dan dilakukan intimidasi.
"Saya didatangi sama preman yang mabuk ini, dan mau meminta tas saya, saya juga diminta untuk masuk ke mobil," terangnya.
Baca juga: Polisi Selidiki Dugaan Oknum Ormas Peras Pedagang Minta THR di Ciputat Timur
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.