Saat itu lanjut dia, terlihat ada penurunan volume air danau sekitar 10 centimeter (tanda pada tiang) di dalam danau.
Herry menjelaskan, Danau Sikumana nyaris kering karena tiga hal, yakni debit tujuh mata air di daerah ini menurun karena tidak ada lagi suplai air seperti hujan, sejak 4 April 2021.
Kemudian, kata dia, terjadi penguapan secara alami akibat penyinaran matahari
"Dan yang terakhir, masuknya air melalui celah-celah batuan di dasar danau,"ujar dia.
Sebelumnya, sebuah danau muncul di wilayah RT 014, Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pasca-badai seroja melanda wilayah itu pekan lalu.
Baca juga: Sepekan Dibuka Online, Kuota Shalat Idul Fitri di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya Penuh
Warga setempat Mikhael Lakapu mengaku, danau itu muncul setelah hujan deras dan badai Seroja menerjang daerah mereka.
"Ini dulu kawasan kebun sayur. Tapi setelah hujan dan badai, langsung muncul danau yang panjangnya sekitar 200 meter lebih," ungkap Mikhael saat ditemui Kompas.com, Minggu (18/4/2021).
Menurut dia, sebelumnya tidak pernah ada danau di wilayah itu.
"Dulu kalau hujan selama satu minggu bahkan lebih, tapi tidak pernah ada danau. Tapi pekan lalu hanya hujan tiga hari saja, tapi muncul danau baru," kata Mikhael.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.