BLITAR, KOMPAS.com - Puluhan peternak ayam petelur mendatangi Kantor Bupati Blitar di Kecamatan Kanigoro, Senin sore (5/5/2021). Mereka meminta pemerintah daerah turun tangan mengatasi tingginya harga jagung yang menjadi pakan ternak.
Sekitar 40 peternak perwakilan dari Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) itu mengungkapkan, tidak hanya mahal tapi juga terjadi kelangkaan jagung di pasaran.
"Padahal jagung ini bahan utama pakan ayam. Setidaknya 50 persen pakan ayam isinya jagung," ujar Ketua PPRN Rofi Asifun kepada wartawan usai berdialog dengan satgas pangan Pemkab Blitar, Senin.
Baca juga: Gegara Banner Ucapan Selamat Idul Fitri, Dua Kelompok Pesilat Nyaris Bentrok
Kenaikan harga jagung, ujar Rofi, mulai terjadi sejak akhir April lalu dan kini mencapai Rp 6.400 per kilogram.
Harga tersebut, ujarnya, jauh melampaui harga acuan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Perdagangan No 7 Tahun 2020 dimana harga jagung ditetapkan di kisaran harga Rp 4.500 per kilogram.
Yang membuat peternak ayam petelur semakin berat, kenaikan harga jagung tidak diikuti oleh kenaikan harga telur.
Rofi mengatakan, harga telur terus turun dan kini ada di posisi sekitar Rp 16.500 per kilogram di kandang.
"Kalau situasi ini terus berlangsung, ayam kami nanti akan makan tabungan atau kendaraan peternak," ujarnya.
Rofi mengklaim, penurunan harga telur merupakan dampak dari turunnya permintaan telur di pasaran akibat pandemi Covid-19.
Pembatasan kegiatan masyarakat, ujarnya, membuat banyak usaha kuliner turun penjualannya sehingga berdampak pada permintaan telur.
Baca juga: Saya Dengar Aduh Aduh, Wajah Perawat Itu Mengepul Saat Saya Padamkan