Meski demikian, untuk memastikannya, pihaknya perlu mengangkat badan kapal terlebih dahulu.
Hal ini untuk mengetahui penyebab pasti tenggelamnya kapal tersebut.
"Jadi nantinya akan diinvestigasi setelah badan kapal bisa diangkat," kata dia.
Yudo menegaskan, KRI Nanggala-402 layak berlayar dan berlatih tempur.
Sebelum dilaporkan hilang, KRI Nanggala-402 sudah melakukan pelayaran dan latihan penembakan torpedo SUT kepala latihan, pada 12 April 2021.
Maka setelah itu, TNI AL menyatakan, kapal ini layak menjalani latihan penembakan rudal dan torpedo di perairan utara Bali, pada Rabu (21/4/2021).
"Sehinggga kapal ini mampu dan dinyatakan AL layak melaksanakan layar dan bertempur. Sehingga kita proyeksikan latihan penembakan torpedo kepala latihan dan kepala perang (di laut utara Bali)," kata dia.
Yudo juga mengatakan KRI Nanggala-402 menjalani perbaikan total atau overhaul di Korea Selatan yang selesai pada 2012 lalu.
Setelah itu, kapal ini rutin menjalani perbaikan tingkat peliharaan dan docking rutin.
"Kemudian setelah di Indonesia kita laksanakan tingkat perbaikan baik tingkat peliharaan menengah dan docking rutin," ujar dia.
Pihak TNI Angkatan Laut berencana untuk mengangkat KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan laut utara Bali.
"Kami akan berusaha untuk bisa angkat kapal ini walaupun dengan kedalaman 838 tadi, tentunya dalam organisasi ISMERLO (International Submarine Escape and Rescue Liaison Office) juga ada rekan-rekan kita dari luar yang menawarkan ini," kata Yudo.
Baca juga: TNI AL Berencana Angkat KRI Nanggala-402 dari Kedalaman 838 Meter
Namun, lanjut Yudo, rencana ini menunggu keputusan dari pemerintah.
"Karena ini perlu keputusan pemerinah tentunya, saya akan mengajukan ke Panglima TNI yang nanti secara perician ke atas dan tentunya kalaupun sudah ada keputusan pasti kita akan angkat," ujar Yudo.
Yudo menuturkan, ada permintaan dari keluarga awak kapal selam agar kapal dengan 53 awak yang gugur itu bisa diangkat.