Melalui alat itu, pukul 01.00 Wita berhasil melakukan kontak di bawah air di sekitar posisi tenggelamnya kapal selam.
"Melakukan kontak bawah air di sekitar posisi datum atau saat tenggelamnya KRI Nanggala pada kedalaman 830 meter," kata Yudo.
Baca juga: Kronologi Ditemukannya 3 Bagian KRI Nanggala-402 dan Seluruh Awaknya Dinyatakan Gugur
Untuk memastikannya lagi, maka diturunkan ROV milik kapal Singapura MV Swift Rescue, pukul 07.37 Wita.
Lalu pada pukul 09.04 Wita, ROV Singapura mendapat visual pada posisi 07' 48' Selatan dan 114' 51" Timur dari datum tempat tenggelamnya KRI Nanggala berjarak 1.500 yard arah selatan pada kedalaman 830 meter.
Dari foto visual itu nampak KRI Nanggala-402 sudah menjadi tiga bagian.
"Selain itu, ROV ini juga mampu mengangkat pakaian penyelamat MK-11 yang diambil menggunakan penjepit," kata dia
Laksamana Yudo Margono mengatakan, analisis awal tenggelamnya KRI Nanggala-402 lebih pada faktor alam.
Dari sejumlah laporan awal penyebab tenggelamnya kapal selam buatan Jerman ini juga bukan karena kesalahan manusia mau pun black out atau mati listrik.
"Sudah kita evaluasi dari awal saya berkeyakinan ini bukan human error dan lebih kepada faktor alam," kata Yudo, di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai Bali, Minggu (25/4/2021).
Yudo berkeyakinan tidak ada kelalaian manusia karena saat proses menyelam sudah melalui semua prosedur yang ada.
Prosedur itu yakni saat menyelam ada laporan penyelaman. Kemudian, terdengar dari sea rider penjejak bahwa KRI Nanggala-402 telah melaksanakan peran persiapan bertempur, menyelam, dan sebagainya.
Baca juga: TNI Yakin Penyebab KRI Nanggala-402 Tenggelam karena Faktor Alam, Bukan Human Error
"Dari awal saya sampaikan kapal ini tidak atau bukan human error karena saat proses menyelam sudah melalui prosedur yang betul mulai laporan penyelaman dan terdengar dari penjejak kemarin itu," kata dia.
Kemudian, ia yakin tidak black out karena saat menyelam diketahui lampu masih menyala semuanya.
"Artinya tidak black out saat menyelam langsung hilang ini," kata dia.