Upaya teknis menyalakan kembali api abadi Mrapen dilakukan oleh tim ahli geologi dan Dinas ESDM Provinsi Jateng sejak bulan Februari 2021.
Mereka melakukan kajian mencari titik gas menggunakan soil resistivy (geolistrik) atau alat untuk mengukur lapisan tanah dan menampilkan jebakan-jebakan atau jalur gas alam yang hasilnya akan tampak dalam bentuk tiga dimensi.
Gas dari titik yang terbesar disalurkan menggunakan pipa ke lokasi destinasi wisata Api Abadi Mrapen.
"Secara teknis, kami berupaya keras dari bulan Februari, Maret dan April. Dan pada pekan pertama bulan ini sudah rampung hingga Api Abadi Mrapen bisa menyala seperti semula," kata Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko.
Tim Dinas ESDM juga berupaya melakukan pembersihan dan pengeboran setelah meneliti letak cabakan gas dan pola distribusi aliran gas.
"Akhirnya pada kedalaman 42 meter, tekanan kuat dan kemudian dibersihkan sumurnya. Kita orientasikan aliran fluida-nya yang kemudian dikuti oleh aliran gas," sambungnya.
Hingga akhirnya melimpahnya gas, membuat Abadi Mrapen kembali menyala.
Baca juga: Ganjar Minta Pelaku Pengeboran Ilegal di Sekitar Api Abadi Mrapen Ditindak
"Kandungan gas rawa melimpah di kawasan Api Abadi Mrapen. Kali ini kami optimis Api Abadi Mrapen mampu bertahan hingga 50 tahun. Pastinya masih ada peluang lapisan yang lebih dalam melimpah kandungan gasnya," ujar dia.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Jatim ini memprediksi suplai gas rawa kali ini tidak akan mampu bertahan hingga ratusan tahun seperti sebelumnya.
"Reservoir atau tandon tempat gas terjebak berupa batu pasir di lapisan bawah mempunyai keterbatasan volume dan sudah release atau lepas ratusan tahun. Angka puluhan tahun adalah angka optimis dimana keberadaan gas di bawah masih tersimpan," terang dosen Jurusan Teknik Geologi dan Pertambangan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya tersebut.
Baca juga: Detik-detik Bripka M Bergulat dengan Penjahat hingga Hanyut di Sungai, Sempat Lambaikan Tangan