KOMPAS.com- Sekitar enam bulan lalu, tepatnya pada akhir September 2020, secara mengejutkan Api Abadi Mrapen di Kabupaten Grobogan padam total.
Hal ini disebut baru pertama kali terjadi dalam sejarah. Sebab, baru saat itu api padam total.
Pada bulan April 2021, Api Abadi Mrapen kembali menyala.
Berikut perjalanan enam bulan penyelamatan Api Abadi Mrapen di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah:
Baca juga: Ganjar Nyalakan Kembali Api Abadi Mrapen
Namun baru pada September 2020, api benar-benar padam total pertama kali dalam sejarah.
"Api padam total baru terjadi kali ini. Di tahun 1990-an atau kalau tidak salah ingat di tahun 1996, Api Abadi Mrapen pernah berkurang Intensitas debit gasnya, tapi tidak sampai membuat padam," ujar Sinung pada September 2020, seperti dikutip dari Tribun Jateng.
Baca juga: Nyala Api Abadi Mrapen Kali ini Diperkirakan Bertahan hingga 50 Tahun
Ketika pertama kali padam, belum diketahui secara pasti penyebab api abadi itu tak lagi menyala.
Namun menengok aktivitas di sekitar lokasi pada beberapa waktu terakhir, pernah dilakukan pengeboran tanah untuk mencari sumber mata air.
"Sebelumnya pada tanggal 12 September ada aktivitas pengeboran pencarian sumber mata air di dekat lokasi api abadi ini," kata Sinung Sugeng Arianto.
Aktivitas pengeboran itu menyebabkan air menyembur hingga setinggi 50 meter.
Saat itu tercium pula bau gas hidrokarbon serta terdengar suara gemuruh.
"Tapi itu belum bisa dikatakan penyebab utamanya, masih indikasi atau dugaan awal ya," terang dia.
Baca juga: Enam Bulan Padam, Api Abadi Mrapen Kembali Menyala
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo segera menerjunkan tim ahli geologi untuk mengetahui penyebab padamnya api dan melakukan langkah penyelamatan.
"Saya minta ahli-ahli Geolog ini untuk melakukan tindakan. Tapi sekarang sedang kita cek, saya minta dilapori perkembangannya," kata Ganjar, Jumat (2/10/2020).
Ganjar menyebut ada beberapa kemungkinan penyebab padamnya api abadi Mrapen, antara lain faktor alam karena sumber gas yang lama kelamaan habis.
Atau faktor lain, yaitu terjadi eksploitasi alam di sekitar Api Abadi Mrapen.
"Mungkin ada gangguan kiri kanannya. Bisa jadi ternyata di sebelahnya ada orang yang melakukan tindakan yang mengganggu. Umpama, ada orang menggali di sini, kemudian gasnya bocor ke lubang yang digali itu. Saya minta tim mengecek dan menyelidiki sekaligus melakukan penelitian," tegasnya.
Baca juga: Dalami Sebab Padamnya Api Abadi Mrapen, Ganjar: Kalau Ada Pengeboran Ilegal, Ya Ditindaklah
Upaya teknis menyalakan kembali api abadi Mrapen dilakukan oleh tim ahli geologi dan Dinas ESDM Provinsi Jateng sejak bulan Februari 2021.
Mereka melakukan kajian mencari titik gas menggunakan soil resistivy (geolistrik) atau alat untuk mengukur lapisan tanah dan menampilkan jebakan-jebakan atau jalur gas alam yang hasilnya akan tampak dalam bentuk tiga dimensi.
Gas dari titik yang terbesar disalurkan menggunakan pipa ke lokasi destinasi wisata Api Abadi Mrapen.
"Secara teknis, kami berupaya keras dari bulan Februari, Maret dan April. Dan pada pekan pertama bulan ini sudah rampung hingga Api Abadi Mrapen bisa menyala seperti semula," kata Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko.
Tim Dinas ESDM juga berupaya melakukan pembersihan dan pengeboran setelah meneliti letak cabakan gas dan pola distribusi aliran gas.
"Akhirnya pada kedalaman 42 meter, tekanan kuat dan kemudian dibersihkan sumurnya. Kita orientasikan aliran fluida-nya yang kemudian dikuti oleh aliran gas," sambungnya.
Hingga akhirnya melimpahnya gas, membuat Abadi Mrapen kembali menyala.
Baca juga: Ganjar Minta Pelaku Pengeboran Ilegal di Sekitar Api Abadi Mrapen Ditindak
"Kandungan gas rawa melimpah di kawasan Api Abadi Mrapen. Kali ini kami optimis Api Abadi Mrapen mampu bertahan hingga 50 tahun. Pastinya masih ada peluang lapisan yang lebih dalam melimpah kandungan gasnya," ujar dia.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Jatim ini memprediksi suplai gas rawa kali ini tidak akan mampu bertahan hingga ratusan tahun seperti sebelumnya.
"Reservoir atau tandon tempat gas terjebak berupa batu pasir di lapisan bawah mempunyai keterbatasan volume dan sudah release atau lepas ratusan tahun. Angka puluhan tahun adalah angka optimis dimana keberadaan gas di bawah masih tersimpan," terang dosen Jurusan Teknik Geologi dan Pertambangan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya tersebut.
Baca juga: Detik-detik Bripka M Bergulat dengan Penjahat hingga Hanyut di Sungai, Sempat Lambaikan Tangan
Api Abadi Mrapen telah menyala kembali dan disambut kegembiraan lantaran upaya penyelamatan berhasil dilakukan.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun meresmikan dengan menyalakan kembali titik Api Abadi Mrapen menggunakan obor.
Gubernur menuturkan, Api Abadi Mrapen adalah aset yang luar biasa hingga harus dijaga.
"Tolong dirawat dan dilestarikan bersama mengingat Api Abadi Mrapen adalah aset serta menyimpan sejarah yang luar biasa. Siapapun jangan mengebor sumur sembarangan tanpa izin pemerintah yang justru berujung mengakibatkan kebocoran gas dan memengaruhi nyala Api Abadi Mrapen," tegas Ganjar.
Baca juga: Bermula Dengar Teriakan, Nurhalim Kaget Lihat Buaya Tarik Tubuh Rekannya hingga Menghilang
Antara lain pesta olahraga internasional Ganefo pada 1 November 1963, dengan jumlah peserta 2.700 atlet dari 51 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin, serta Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI 23 Agustus 1996.
Setiap tahun, Api Abadi Mrapen juga digunakan untuk obor upacara Hari Raya Waisak bagi umat Buddha.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Grobogan, Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor : Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief, Dony Aprian) Tribun Jateng
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.