PADANG, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Agam, Sumatera Barat memasang perangkap untuk menangkap Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) yang menghebohkan warga karena memangsa kerbau di Matur, Agam, Sumatera Barat.
Ada dua unit perangkap dengan ukuran 2 x 1 x 1 meter yang dipasang dengan umpan kambing dan anjing.
"Sejak kemarin hingga tujuh hari ke depan kita pasang dua unit perangkap dengan umpan kambing dan anjing," kata Kepala BKSDA Agam Ade Putra yang dihubungi Kompas.com, Senin (19/4/2021).
Ade memperkirakan harimau yang berkeliaran di sekitar permukiman warga dan memangsa kerbau hingga mati hanya ada satu.
"Diperkirakan hanya satu. Namun kita tetap pasang perangkat dua agar cepat tertangkap," kata Ade.
Sebelumnya diberitakan, seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) masuk ke sekitar pemukiman dan menyerang kerbau milik warga Nagari atau Desa Tigo Balai, Kecamatan Matur, Agam, Sumatera Barat.
Baca juga: Harimau Sumatera Keluar dari Sarang, Mangsa Sapi Warga di Agam
Akibatnya seekor kerbau mati dan satunya lagi mengalami luka bekas gigitan di tubuhnya.
"Kejadiannya dilaporkan pada Jumat (16/4/2021) sekitar pukul 10.25 WIB. Ada kerbau milik warga mati dimangsa hewan buas dan satu lagi luka-luka," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Agam, Ade Putra yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/4/2021).
Ade mengatakan setelah mendapatkan laporan, pihaknya langsung turun ke lapangan.
Baca juga: BKSDA Agam Berupaya Tangkap Beruang Madu yang Berkeliaran di Kebun Warga
Dari hasil indentifikasi disimpulkan bahwa kerbau tersebut dimangsa oleh Harimau Sumatera yang masuk ke sekitar pemukiman warga.
Selain bekas gigitan, juga ditemukan jejak kaki harimau di sekitar lokasi kejadian.
"Bekas gigitannya seperti gigitan harimau. Kemudian ada bekas kaki harimau. Jadi kesimpulannya kerbau itu dimangsa harimau," kata Ade.
Ade mengatakan saat ini pihaknya akan melakukan upaya pengusiran dengan patroli di sekitar lokasi kejadian.
"Kita juga akan melakukan sosialisasi, edukasi dan penyuluhan agar harimau itu tidak dibunuh," kata Ade.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.