Suyamto mengatakan, baru 1.700 meter atau satu patok sawah yang dia garap.
Menurutnya, meski tidak besar, hasilnya lumayan banyak.
"Kalau dijual ke tengkulak gabah umumnya laku Rp 5 juta, tapi lebih baik diberikan ke warga saja," jelasnya.
Padi yang dia tanam selama ini adalah Inpari 42, Inpari 32 dan Ir 64.
Namun Suyamto meminta warga menggunakan cara tradisional saat memanen.
Caranya yaitu dengan menggunakan ani-ani, gunting, pisau, dan dilarang menggunakan arit.
"Dalam memanen padi tersebut saya melarang memakai arit, warga hanya dibolehkan memakai ani-ani, gunting dan pisau," terang dia.
Dia ingin mengembalikan tradisi zaman dahulu kala.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.