Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'nene Suku Toraja, Ritual Bersihkan Jenazah untuk Hormati Leluhur, Tetap Digelar Walau di Perantauan

Kompas.com - 17/04/2021, 05:30 WIB
Rachmawati

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Suku Toraja dikenal memiliki warisan budaya yang kaya dan memiliki keunikan tersendiri.

Salah satunya adalah Ma'nene, salah satu ritual yang dilakukan untuk menghormati para leluhurnya.

Ritual tersebut dilakukan untuk membersihkan jasad para leluhur yang sudah meninggal dunia beberap tahun lalu hingga ratusan tahun silam.

Tak hanya masyarakat yang tinggal di Toraja. Ritual Ma'nene juga dijalankan etnis Toraja di perantauan.

Baca juga: Ritual Rawat Mayat Suku Toraja di Perbatasan RI-Malaysia Beri Pesan Damai Jelang Paskah

Seperti yang dilaksanakan warga Toraja yang tinggal di Jalan Persemaian, Kelurahan Nunukan Barat, Kabupaten Nunukan.

Hari itu, Kamis (1/4/2021) keluarga menggelar ritual Ma'nene untuk pasangan M Timbang dan istinya, Maria Maku'.

Timbang meninggal pada tahun 1988 sedangkan Maria Maku' meninggal pada 2017 lalu.

"Kalau di Toraja bilang Ma'Nene tapi di perantauan kami sebut Paskah. Syarat mengangkut mayat itu harus ada potong kerbau dan babi. Itu sudah jadi tradisi turun-temurun nenek moyang kami," kata Titus Takke (60), menantu pasutri dikutip dari TribunKaltara.com.

Baca juga: Plafon dan Lampu Gedung Tempat Vaksinasi di Tana Toraja Jatuh, Peserta dan Petugas Medis Panik

Potong babi dan kerbau


Warga Toraja melangsungkan ritual Ma'Nene di Jalan Persemaian, RT 010 Kelurahan Nunukan Barat, Kabupaten Nunukan, Kamis (01/04/2021), pagi
TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis Warga Toraja melangsungkan ritual Ma'Nene di Jalan Persemaian, RT 010 Kelurahan Nunukan Barat, Kabupaten Nunukan, Kamis (01/04/2021), pagi
Titus bercerita Ma'Nene atau Paskah itu, hanya satu kali dilakukan.

Untuk pelaksanaannya, tergantung pada kesiapan dari pihak keluarga termasuk jumlah kerbau dan babi yang akan disembelih.

"Ini satu kali saja dilakukan. Istilah orang Toraja itu bilang diika. Besok kami potong 1 kerbau dan 1 babi. Sebenarnya setahun setelah meninggal langsung dilakukan ritualnya."

"Tapi karena baru tahun ini ada rezeki keluarga, jadi baru kami lakukan. Biar puluhan tahun, kalau belum ada rezeki ya makamnya tidak dibuka," ucapnya.

Baca juga: Panduan Menuju Tongkonan Lempe, Negeri Atas Awan di Toraja Utara

Dari pantuan TribunKaltara.com, prosesi ritual adat itu diawali dengan berkunjungnya anggota keluarga ke pemakaman leluhur yang dinamakan Patane.

Patane sendiri adalah sebuah kuburan berbentuk seperti rumah yang khusus untuk menyimpan jenazah.

Sebelum membuka pintu kuburan, pihak keluarga yang dituakan terlebih dahulu membaca doa yang dipanjatkan dalam bahasa Toraja kuno.

Doa tersebut dipanjatkan untuk meminta izin serta berkah dari para leluhur.

Baca juga: Harga Paket Menginap di Tongkonan Lempe, Negeri Atas Awan Toraja Utara

Lemo, salah satu kuburan kuno di Tana Toraja.DOK. indonesia-tourism.com Lemo, salah satu kuburan kuno di Tana Toraja.
Setelah peti mati dan jasad diambil dari Patane, anggota keluarga akan berkumpul di sekitar peti itu.

Kemudian pihak keluarga mengambil jasad kakek dan nenek itu yang tersimpan di dalam liang lahat.

Setelah dikeluarkan dari dalam kubur, jasad tersebut dibersihkan menggunakan air.

Jasad kakek M Timbang tinggal tulang belulang. Namun, pakaian yang dikenakan termasuk sendal kulit berwarna cokelat masih terlihat utuh.

Baca juga: 5 Aktivitas Wisata di Tongkonan Lempe, Negeri Atas Awan Toraja Utara

Sedangkan, jasad sang nenek Maria Maku' masih sedikit lebih utuh karena sang nenek baru meninggal sekira 3 tahun yang lalu.

Seperti kakek, sendal berwarna cokelat milik nenek masih tampak utuh termasuk baju kebaya yang dikenakannya.

"Jadi kalau sudah dibersihkan, lalu dikeringkan jasadnya termasuk barang yang ada di dalam peti itu. Setelah itu dipakaikan baju baru dan dikasi masuk ke dalam peti yang baru," ujarnya.

Titus Takke menjelaskan, setelah dimasukkan ke dalam peti, jasad belum boleh diturunkan ke dalam liang lahat atau dimasukkan ke dalam Patane karena harus menunggu selesai diibadatkan.

Baca juga: Pemkab Luwu Utara Serahkan 10 Huntap Kepada Jemaat Gereja Toraja Desa Meli

"Jadi malam ini pihak keluarga wajib menjaga mayat di kaki lima kuburan ini. Besok setelah potong kerbau dan babi, baru dilanjutkan dengan ibadat dan makan bersama."

"Setelah itu baru peti diturunkan ke dalam liang lahat. Dan tidak boleh dibuka lagi. Kalau mau bakar lilin, hanya sebatas di kaki lima tidak boleh masuk sembarang di dalam kuburan," tuturnya.

Biasanya di kampung, untuk jasad pria akan dikenakan pakaian yang rapi, lengkap mulai dari jas sampai kacamata.

Baca juga: Resmikan Bandara Toraja, Jokowi Yakin Wisata Tana Toraja Berkembang

Pemandangan Tongkonan Lempe terlihat dari atasDOK. Abun Pasanggang Pemandangan Tongkonan Lempe terlihat dari atas
Sedangkan, untuk jasad wanita akan dikenakan gaun pengantin. Setelah pakaian baru terpasang, jasad tersebut dibungkus dan dimasukkan kembali ke Patane.

Kemudian prosesi adat ditutup dengan Sisemba. Sisemba merupakan momen silaturahmi antar keluarga, yang dilakukan dengan makan bersama.

"Makanan yang dihidangkan besok tidak boleh sembarangan disajikan, karena harus berasal dari sumbangan setiap keluarga leluhur. Dan ibadat nanti di lakukan di tanah kosong atau lapangan terbuka."

"Karena pada umumnya orang tidak mau makan kalau makanan disajikan di rumah keluarga jenazah itu," ungkapnya.

Baca juga: Diresmikan Jokowi, Bandara Toraja Dulu Bernama Buntu Kunik

Jasad kakek nenek itu ditempatkan dalam sebuah bangunan rumah yang berukuran, panjang 7 meter dan lebar 5 meter termasuk kaki lima.

"Jadi petinya ditempatkan beda liang lahat. Hanya saja satu bangunan rumah. Untuk membuat bangunan rumah itu biayanya hampir Rp 80 juta."

"Anak yang ditinggalkan, kalau dari kakek ada 5 orang, sedangkan dari nenek 6 orang. Karene nenek dua kali menikah. Kalau cucu 17 orang, sementara cicit 10 orang," jelas dia.

Baca juga: Resmikan Bandara Toraja dan Bandara Pantar Alor, Jokowi:Dimanfaatkan untuk Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Cerita rakyat dari Toraja

Bori? Kalimbuang pada dasarnya merupakan sebuah rante, atau tempat pelaksanaan upacara adat pemakaman tingkat tinggi bagi orang Toraja. KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Bori? Kalimbuang pada dasarnya merupakan sebuah rante, atau tempat pelaksanaan upacara adat pemakaman tingkat tinggi bagi orang Toraja.
Dikutip dari travel.tribunews.com, ada cerita takya dari Toraja yang menceritakan awal diadakannya tradisi Ma'nene di Tana Toraja.

Dikisahkan ada seorang pemburu bernama Pong Rumasek yang menemukan sesosok mayat tergeletak di tengah jalan dengan kondisi memprihatinkan.

Hal ini membuat hati Pong Rumasek tergerak.

Akhirnya, ia melepaskan bajunya untuk dikenakan kepada jasad yang tinggal menyisakan tulang-belulang itu.

Ia juga memindahkan jasad yang tinggal tulang itu ke tempat yang lebih layak.

Baca juga: Mengintip Kuburan Kuno Milik Bangsawan Toraja

Ketika pulang ke rumahnya, Pong Rumasek terkejut karena mendapati lahan pertaniannya sudah siap panen, padahal seharusnya belum waktunya.

Tak hanya itu, keberuntungan demi keberuntungan senantiasa menyertai hidup Pong Rumasek.

Nah, berangkat dari cerita rakyat itulah tradisi Ma'nene kemudian dilestarikan.

Ritual Ma'nene ini biasanya diadakan setiap tiga tahun sekali setelah masa panen. Atau bisa juga dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dari sesepuh.

Ritual Ma'Nene bukan hanya soal membersihkan jasad dan memakaikannya baju baru.

Baca juga: 6 Tempat Wisata Kuburan Kuno di Toraja

Lebih dari itu, ritual ini memiliki makna mendalam yaitu mencerminkan betapa pentingnya hubungan antar anggota keluarga.

Terlebih bagi sanak saudara yang telah terlebih dahulu meninggal dunia.

Dengan ritual ini, masyarakat Toraja menunjukkan bahwa hubungan antar keluarga tak terputus meskipun telah dipisahkan oleh kematian.

Tak hanya itu, ritual ini juga digunakan untuk memperkenalkan anggota-anggota keluarga yang muda dengan para leluhurnya.

Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Tradisi Ma'nene Suku Toraja, 33 Tahun Setelah Meninggal, Mayat Pasutri Diangkat dari Liang Lahat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Regional
Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Regional
5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

Regional
Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Regional
Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Regional
Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Regional
Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Regional
4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

Regional
Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Regional
Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Regional
Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Regional
Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com