Doa tersebut dipanjatkan untuk meminta izin serta berkah dari para leluhur.
Baca juga: Harga Paket Menginap di Tongkonan Lempe, Negeri Atas Awan Toraja Utara
Setelah peti mati dan jasad diambil dari Patane, anggota keluarga akan berkumpul di sekitar peti itu.
Kemudian pihak keluarga mengambil jasad kakek dan nenek itu yang tersimpan di dalam liang lahat.
Setelah dikeluarkan dari dalam kubur, jasad tersebut dibersihkan menggunakan air.
Jasad kakek M Timbang tinggal tulang belulang. Namun, pakaian yang dikenakan termasuk sendal kulit berwarna cokelat masih terlihat utuh.
Baca juga: 5 Aktivitas Wisata di Tongkonan Lempe, Negeri Atas Awan Toraja Utara
Sedangkan, jasad sang nenek Maria Maku' masih sedikit lebih utuh karena sang nenek baru meninggal sekira 3 tahun yang lalu.
Seperti kakek, sendal berwarna cokelat milik nenek masih tampak utuh termasuk baju kebaya yang dikenakannya.
"Jadi kalau sudah dibersihkan, lalu dikeringkan jasadnya termasuk barang yang ada di dalam peti itu. Setelah itu dipakaikan baju baru dan dikasi masuk ke dalam peti yang baru," ujarnya.
Titus Takke menjelaskan, setelah dimasukkan ke dalam peti, jasad belum boleh diturunkan ke dalam liang lahat atau dimasukkan ke dalam Patane karena harus menunggu selesai diibadatkan.
Baca juga: Pemkab Luwu Utara Serahkan 10 Huntap Kepada Jemaat Gereja Toraja Desa Meli
"Jadi malam ini pihak keluarga wajib menjaga mayat di kaki lima kuburan ini. Besok setelah potong kerbau dan babi, baru dilanjutkan dengan ibadat dan makan bersama."
"Setelah itu baru peti diturunkan ke dalam liang lahat. Dan tidak boleh dibuka lagi. Kalau mau bakar lilin, hanya sebatas di kaki lima tidak boleh masuk sembarang di dalam kuburan," tuturnya.
Biasanya di kampung, untuk jasad pria akan dikenakan pakaian yang rapi, lengkap mulai dari jas sampai kacamata.
Baca juga: Resmikan Bandara Toraja, Jokowi Yakin Wisata Tana Toraja Berkembang
Kemudian prosesi adat ditutup dengan Sisemba. Sisemba merupakan momen silaturahmi antar keluarga, yang dilakukan dengan makan bersama.
"Makanan yang dihidangkan besok tidak boleh sembarangan disajikan, karena harus berasal dari sumbangan setiap keluarga leluhur. Dan ibadat nanti di lakukan di tanah kosong atau lapangan terbuka."