KOMPAS.com - Gempa bermagnitudo 6,7 mengguncang Malang, Jawa Timur, dan sekitarnya pada Sabtu (10/4/2021) sekitar pukul 14.00 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, pusat gempa berada di 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang.
Pusat gempa yang berada di lepas pantai memiliki kedalaman 25 kilometer. Menurut BMKG, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Malang adalah kota besar dan memiliki peran penting di Provinsi Jawa Tmur.
Berada di dataran tinggi yang cukup sejuk. Brada di sebelah selatan Kota Surabaya. Malang juga menjadi kota terbesar nomor dua setelah Surabaya.
Baca juga: Asal-usul Kupang, Diambil dari Nama Raja Nai Kopan, Diperebutkan Belanda dan Portugis
Yakni Prasasti Mantyasih tahun 907 dan Prasasti tahun 908 yang ditemukan di satu tempat antara Surabaya-Malang.
Bangunan suci itu bernama Malangkucecwara, sebuah nama yang terdiri dari tiga kata, yakni 'mala' yang berarti segala sesuatu yag kotor, kecurangan, kepalsuan, atau bathil.
Baca juga: Struktur Bata di Kabupaten Malang Diduga Candi yang Dibangun Sebelum Kerajaan Singosari
Kata kedua adalah "angkuca'' yang berarti menghancurkan atau membinasakan. Sedangkan kara 'icwara' berarti Tuhan. Dengan demikian Malangkucecwara berarti Tuhan menghancurkan yang bathil.
Namun hingga kini bangunan suci peninggalana purbakala belum juga ditemukan.
Diduga, bangunan tersebut ada di daerah pegunungan di sebelah timur Kota Malang. Ada juga yang menduga keberadaannya di daerah Tumpanh di sebelah utara Kota Malang.
Pendapat lain menyebut nama Malang berasal dari masa Kerajaan Mataram.
Kala itu ada aksi 'membantah' atau 'menghalang-halangi' yang dalam bahasa Jawa berarti malang.
Baca juga: Struktur Bata Bekas Kerajaan Singosari Ditemukan di Lokasi Pembangunan Perumahan
Konon Sunan Mataram ingin memperluas wilayahnya hingga ke Jawa Timur dan ingin menguasai kawasan Malang.
Namun penduduk setempat melakukan perlawanan. Mereka menghalang-halangi sehingga terjadilah perang besar.