Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Struktur Bata di Kabupaten Malang Diduga Candi yang Dibangun Sebelum Kerajaan Singosari

Kompas.com - 07/11/2020, 23:29 WIB
Andi Hartik,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur mengekskavasi temuan struktur bata kuno di Desa Langlang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Prediksi sementara, struktur bata itu merupakan bangunan candi yang sudah ada sejak masa Kerajaan Singosari di abad ke-13 masehi.

Baca juga: Pengamat: Debat Pilkada Solo bagai Bumi dan Langit

Arkeolog dari Universitas Negeri Malang, Ismail Lutfi mengatakan, ada dua cara memprediksi periode berdirinya bangunan tersebut, yakni melalui ukuran bata dan cara bata itu disusun membentuk bangunan.

Ismail menambahkan, bata itu berukuran panjang 40 centimeter, lebar 30 centimeter, dan tebal antara 8,5 hingga 9 centimeter. Ukuran ini mengindikasikan bata itu sudah ada sejak sebelum Kerajaan Majapahit.

Sebelum Kerajaan Majapahit berdiri, terdapat Kerajaan Singosari di Malang.

Begitu juga dengan cara bata itu disusun sehingga membentuk bangunan. Menurutnya, masyarakat dulu menyusun bata dengan cara digosok satu sama lain.

Sehingga, bata merekat dan tersusun tanpa material lain.

"Secara kasat mata dan dari pengalaman mengamati bata kuno. Bata ini cenderung lebih tua dari zaman Majapahit. Dari pengerjaannya lebih tua dari Singosari," kata Ismail di lokasi ekskavasi, Sabtu (7/11/2020).

"Ada potensi bahkan lebih tua dari Singosari. Kita butuh kajian yang lebih mendalam. Kita juga belum menemukan temuan penyerta karena temuan dalam ekskavasi sangat berarti untuk penafsiran periode berdirinya bata," jelasnya.

Sementara itu, Kepala BPCB Jawa Timur, Zakaria Kasimin mengatakan, proses ekskavasi sudah berhasil membuka struktur bata yang terpendam seluas 6x6 meter.

"Luasnya 6x6 (meter) yang masih terdata," katanya.

Ekskavasi tahap pertama ini akan diakhiri pada Minggu (8/11/2020).

Zakaria mengatakan, dibutuhkan proses ekskavasi lanjutan untuk mengetahui bentuk struktur bata secara utuh.

"Mudah-mudahan pada 2021 kita bisa lanjutkan," katanya.

Pihaknya meminta aparat desa setempat untuk menjaga situs purbakala itu setelah ekskavasi tahap pertama dihentikan.

Baca juga: Arkeolog Temukan Jejak Istana Raja Wengker, Menantu Pendiri Majapahit di Situs Kumitir

Struktur bata itu ditemukan pertama kali oleh Eko Maulana, petugas Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) pada Juli 2020.

Ketika itu, Eko yang sedang mengukur tanah milik warga bernama Roni tidak sengaja mencabut tanaman dan ditemukan adanya struktur bata itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com