BLORA, KOMPAS.com - Pemerintah resmi melarang perantau untuk mudik lebaran tahun ini.
Hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada terjadinya lonjakan kasus Covid-19.
Bupati Blora Arief Rohman mengaku sulit untuk memberikan keputusan terkait mudik di daerahnya.
"Ya kita pemerintah ya tetap ikut kebijakan pemerintah pusat, tapi ya dilematis. (Para perantau) sudah dua tahun enggak mudik," ucap Arief Rohman saat ditemui Kompas.com di Kantornya, Kamis (8/4/2021).
Menurutnya, mudik lebaran sudah menjadi tradisi di Indonesia.
Namun, kata dia, kali ini sifatnya tidak berbondong-bondong.
"Dalam prakteknya tetap pulang untuk nyadran, dan itu tidak bergelombang kan, parsial kan," katanya.
Arief merasa kesulitan melarang warganya yang tinggal di perantauan untuk pulang ke kampung halaman.
"Ya kita ya dilematis. Masa iya kita melarang untuk nyadran kan itu tradisi mau menengok orangtuanya,' terangnya.
Baca juga: Sandiaga Sebut Banten Diuntungkan dengan Kebijakan Larangan Mudik
Sebelumnya, Arief Rohman juga berencana mengirim surat ke pemerintah provinsi dan pemerintah pusat terkait kebijakan larangan mudik.
Menurutnya, hal tersebut perlu untuk dilakukan mengingat banyak warganya yang berkeluh kesah ingin pulang ke kampung halaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.