SERANG, KOMPAS.com - Endang Rukmana, penulis novel best seller, kini sukses berbisnis ayam geprek. Pria berusa 37 tahun itu kini sudah memiliki lima cabang di Kota Serang, Banten.
Sebelum memilih untuk menggeluti bisnis makanan, Endang merupakan penulis novel yang produktif.
Semasa SMA, Endang sudah menjuarai lomba menulis tingkat nasional hingga internasional yang digelar oleh UNICEF.
Saat kuliah di Universitas Indonesia, Endang pun melahirkan karya-karya novel bergenre komedi.
Sudah belasan novel dibuat olehnya, seperti Pahe Telecinta, Gotcha, Blackforrest Blossom, Toilet (Kalau Vampire Kebelet Gaul), dan No Manyoon.
Bahkan, salah satu novelnya berjudul Sakit 1/2 Jiwa menjadi best seller pada tahun 2006.
Bagaimana cerita Endang bisa sukses banting setir jualan ayam geprek? Yuk simak kisahnya.
Niat menghidupi keluarganya dari pendapatan menulis novel sirna.
Endang akhirnya kecanduan bermain game hingga menguras keuangannya dan tak lagi produktif menulis.
"Itu titik terendah saya, main game sampai tidak tidur, enggak makan, sampai kurus," kata Endang saat berbincang dengan Kompas.com.
Penghasilan yang didapat dari menulis dihabiskan untuk bermain game online hingga berada di titik terendah.
Selama 10 tahun, pria yang sampai saat ini masih melajang itu hidup dalam keterpurukan.
Baca juga: Jual Pentol Goreng, Omzet Ibu Rumah Tangga Ini Capai Rp 4 Juta Per Hari
Hingga pada akhirnya di tahun 2019, ada salah satu penerbit memberikan tantangan kepada Endang untuk menulis novel dalam waktu singkat.
Dalam waktu sebulan, Endang bisa menyelasikan satu novel yang diberi judul Valterra.
Novel tersebut menandakan kebangkitan dan harapannya menuju kesuksesan.
Ditahun 2020, Endang mencoba dunia lain yakni berbisnis.
Awalnya, salah satu temannya menawarkan untuk bekerja sama membuka usaha ayam geprek.
"Awalnya saya ikut teman, buka ayam geprek franchise gitu. Tiga bulan saya pelajari bisnisnya sampai akhirnya mencoba membuka sendiri," kata.
Baca juga: Cerita Penjual Es Krim di Lampung, Kestabilan Pasokan Listrik Pengaruhi Omzet Penjualan
Pada awal Pandemi Covid-19, Endang memberanikan diri menyewa toko kecil di Jalan Abdul Latif, Cijawa, Kota Serang.
Nama Ayam Geprek Dewek dipilih Endang untuk serius di bisnis kuliner.
Tak disangka, masa pandemi membuat ayam gepreknya diminati dan setiap hari habis.
Harga yang murah hanya Rp10.000 sudah dengan nasi membuat masyarakat mencarinya.
Apalagi, di saat pandemi kebutuhan masyarakat akan makanan cepat dicari melalui ojek online.
Sehingga, Endang pun menghasilkan cuan berlipat untuk menghidupi dirinya dan keluarga.
"Saya tangkap peluang di saat masyarakat di rumah saja pada awal pandemi, kan butuh makanan 24 jam," ujar Endang.
Baca juga: Dari Hobi Jadi Rezeki, Sambal Kemasan Heni Tembus Ritel Modern, Omzet Ratusan Juta
Kini, Endang melebarkan sayapnya dengan membuka cabang-cabang baru sampai empat cabang.
Awalnya hanya dua karyawan, kini sudah mempunyai 30 orang karyawan.
"Omzet perharinya sekarang itu Rp 15 juta sampai Rp 20 juta. Itu sudah bersih, sudah dipotong gaji karyawan, karena kita harian," ungkap Endang.
Kini, berkat kerja keras dan pantang menyerah dengan keadaan, Endang sudah bisa membeli kendaraan, serta menafkahi ibu dan adik-adiknya.
"Sekarang lagi merintis membuka cabang di Karawang, Bekasi. Saya target tahun ini membuka 10 cabang baru, setiap bulan satu cabang," harapnya.
Baca juga: Tips Usaha Minuman Kekinian, Harga Mulai Rp 5.000, Omzet Per Bulan Bisa Rp 60 Juta (2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.