Namun tidak banyak yang tahu, pencapaiannya saat ini adalah buah kerja kerasnya sejak kecil. Mental pengusahanya sekarang, terbentuk sejak ia tinggal di Australia.
“Ayah dan ibuku cerai saat usiaku 12 tahun. Lalu aku ikut papah ke Australia,” tutur dia.
Di Australia, Septrina hanya bisa menelpon ibunya seminggu sekali. Sisanya ia habiskan dengan menangis.
Untuk menyibukkan diri, ia memutuskan kerja part time sepulang sekolah. Uang hasil part time akan ditabung untuk pulang ke Indonesia.
Segala jenis pekerjaan ia lakoni. Mulai dari baby sitter, membuat kopi di restoran, hingga bekerja di farmasi.
Baca juga: Jual Pentol Goreng, Omzet Ibu Rumah Tangga Ini Capai Rp 4 Juta Per Hari
Jam bekerjanya dari pukul 15.00-19.00, setelah ia sekolah pukul 08.00-14.00 WIB. Jika waktu gajian tiba, ia akan menyimpan semua uangnya di bawah bantal.
Bukan hanya uang gajian yang ia simpan di bawah bantal. Sisa uang sakunya sebesar 5 dollar Australia ia simpan di bawah bantal.
Ia mengaku, dari uang jajan 5 dollar, hanya membelanjakannya 1 dollar untuk membeli jus. Ia kerap memanfaatkan makanan di rumah dan menahan lapar agar sisa uangnya bisa ditabung.
Suatu hari, uang di bawah bantal yang sudah penuh itu diketahui ibu sambungnya. Lalu Septrina dilaporkan ke ayahnya dan dibilang tidak perlu diberi uang jajan. Mendengar itu, ia sedih.
Menginjak SMA, hubungannya dengan ibu sambung yang kurang baik ditambah kerinduannya akan Indonesia, membuat keinginannya untuk kembali ke Indonesia semakin besar.
Baca juga: Pemuda Ini Sebulan Raup Omzet Belasan Juta dari Jualan Baju Bekas
Ia kemudian pindah ke Indonesia saat kelas 3 SMA.
Uang yang ia kumpulkan di Australia, ia tukarkan ke rupiah menjadi Rp 30 juta.
Uang itu kemudian ia nikmati bersama ibunya.
“Aku beli TV, beli keperluan yang kami (Septrina dan ibunya) ga punya,” imbuhnya.
Baca juga: Buat Program Belajar Gratis dan Dibayar, Omzet D-Tech Capai Rp 1,5 Miliar Per Bulan