SUMEDANG, KOMPAS.com - Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan mengatakan, bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Desa Citengah dan Desa Baginda, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dipicu sejumlah pembangunan vila di hulu Sungai Cihonje, tepatnya di wilayah Cisoka.
Diketahui, bencana banjir bandang dan tanah longsor terjadi pada Kamis (25/3/2021) sore.
Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan mengatakan, pada 27 Oktober 2020, sudah mengeluarkan surat rekomendasi untuk segera membongkar vila yang ada di wilayah Cisoka.
"Saya yakin, ini ada kaitannya dengan kerusakan alam di hulu sana. Saya juga sudah sering mengingatkan Sumedang ini rawan bencana alam banjir dan tanah longsor, jadi tidak boleh ada alih fungsi lahan," ujar Erwan dengan nada kesal kepada sejumlah wartawan saat mengunjungi lokasi banjir bandang di Desa Citengah, Jumat (26/3/2021) siang.
Baca juga: Banjir Bandang Melanda 3 Desa di Sumedang, Longsor Menutup Akses Jalan
Erwan menuturkan, musibah bencana alam seperti ini harus menjadi yang terakhir kali terjadi.
"Bencana alam seperti ini, saya harapkan menjadi yang terakhir kali terjadi Sumedang," tutur Erwan.
Erwan menyebutkan, bencana alam banjir bandang dan longsor ini menewaskan satu korban jiwa, yaitu Mamat Rahmat (40), warga Desa Citengah.
Selain menelan korban jiwa, kata Erwan, 38 rumah yang dihuni 42 kepala keluarga (KK) di Desa Baginda juga terancam karena berada di atas tebing longsor.
Kemudian, satu kawasan obyek wisata yang dikelola oleh pihak swasta juga rusak berat.
Tidak hanya itu, 18 titik longsor juga menutup akses jalan dari Desa Baginda menuju Desa Citengah.
Baca juga: 4 Warga Sumedang Hanyut Terbawa Banjir Bandang, 1 Belum Ditemukan
Hingga Jumat (26/3/2021) siang, akses jalan menuju sejumlah obyek wisata di Desa Citengah belum bisa dilalui kendaraan roda empat.
Erwan mengatakan, saat ini unsur gabungan masih fokus melakukan evakuasi material longsor yang menutup jalan di 18 titik.
"Untuk rumah yang terancam longsor kami akan relokasi karena walau bagaimana pun keselamatan jiwa lebih penting dari pada harta benda. Kami berharap, warga mau direlokasi demi keselamatan bersama, mengingat saat ini curah hujan masih cukup tinggi," tutur Erwan.