Lumba-lumba yang tewas itu memiliki panjang sekitar satu meter. Sedangkan bobotnya diperkirakan mencapai 30 kilogram. Kulitnya berwarna putih kehitaman.
Sekujur kulit bangkai lumba-lumba itu sudah mengelupas dan kini telah dikubur di pantai tak jauh dari lokasi penemuan.
Baca juga: Warga dan Petugas Damkar Evakuasi Lumba-lumba Penuh Luka Terdampar di Muara Luwu Sulsel
"Seumur hidup saya baru tiga kali melihat (lumba-lumba). Inilah yang ketiga," katanya.
Muara Upu merupakan satu-satunya desa di Kabupaten Tapanuli Selatan yang berada di pesisir.
Desa ini memiliki garis pantai sepanjang 19 kilometer. Di samping panorama khas Pantai Barat Sumatera, kawasan desa ini juga menjadi tempat bertelur bagi satwa langka Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea).
Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Lumba-Lumba Kena Penyakit Misterius Mematikan
Kepala Seksi Wilayah V Sipirok BBKSDA Sumatera Utara Refdi Azmi mengatakan, pihaknya sudah meninjau lokasi terdamparnya lumba-lumba di Desa Muara Upu.
Saat ini, bangkai lumba-lumba itu sudah dikubur di pantai tersebut. Refdi memperkirakan bahwa lumba-lumba itu memiliki panjang satu meter dengan bobot mencapai 30 kilogram.
Karena kondisinya mulai membusuk, Refdi tidak bisa mengidentifikasi jenis kelaminnya.
Baca juga: Reptil Purba Mirip Persilangan Lumba-Lumba dan Hiu Hidup di Bumi 150 Juta Tahun Lalu
Menurut Refdi, lumba-lumba sangat jarang mendekati kawasan pantai Desa Muara Upu. Sejauh ini, katanya, baru satu ekor mamalia laut yang ditemukan mati terdampar di lokasi tersebut.
"Itu memang ada satu ekor yang terdampar karena diperkirakan pada Jumat itu ada gelombang tinggi di sana, pasang besar. Jadi diduga dia terdampar dan tidak bisa balik lagi," kata Refdi kepada wartawan yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Selasa (23/3/2021).
Refdi juga mendengar informasi dari masyarakat soal kemunculan kawanan lumba-lumba di sekitar pantai sebelum penemuan bangkai.
Baca juga: Serba-serbi Hewan: 5 Cara Lumba-lumba Berkomunikasi
Meski demikian, Refdi tidak bisa memastikan lantaran pihaknya tidak ada di lokasi saat peristiwa terjadi.
"Katanya seperti itu (ada ribuan ekor lumba-lumba). Tapi kita tidak melihat langsung. Cuma dengar dari masyarakat saja," kata Refdi.
Menurut Refdi, kemunculan lumba-lumba di Desa Muara Upu tergolong langka. Hewan itu biasa terlihat hanya di tengah laut. Sebab, Samudera Hindia memang menjadi habitat bagi mamalia laut seperti lumba-lumba.
Baca juga: Kamasutra Satwa: Lumba-lumba Kawin Tak Hanya untuk Reproduksi