AMBON, KOMPAS.com - Sejumlah pengusaha perikanan di Maluku mengeluhkan biaya logistik yang tinggi untuk mendukung kegiatan ekspor perikanan di wilayah tersebut.
Keluhan para pengusaha perikanan ini disampaikan saat berdialog dengan Presiden Joko Widodo di kawasan Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Kamis (25/3/2021).
Dialog tersebut disiarkan secara langsung melalu kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Saat dialog tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri BUMN, Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Maluku, Murad Ismail.
"Masalah logistik, mungkin Bapak bisa lihat di Maluku ini terutama kita di Ambon, tidak terlalu banyak investor di sektor perikanan karena mengalami masalah biaya logistik yang cukup tinggi," kata Alfred Kusno.
Baca juga: Berkunjung ke Ambon, Presiden Joko Widodo Akan Pantau Vaksinasi Massal di RSUP dr J Leimena
Alfred mencontohkan untuk mengespor hasil perikanan dari Ambon ke Jepang ia harus menyewa 40 kontainer dari Surabaya karena kebutuhan kontainer di Kota Ambon sangat terbatas.
Selain itu, butuh waktu lama hingga dua minggu untuk mendatangkan kontainer itu ke Ambon.
Ia mengakui kontainer yang bisa di dapat di Ambon hanyalah kontainer tipe 20 feet sedangkan untuk kebutuhan ekspor perikanan ke luar negeri ia menggunakan tipe kontainer 40 feet.
"Jadi infrastruktur di Ambon ini terlalu kecil Pak," ujar dia.
Selain mengeluhkan kesulitan logistik pendukung eskpor perikanan, Alferd juga mengeluhkan adanya uji mutu di laboratorium sebagai syarat ekspor.
Menurutnya, selama ini ia dan pengusaha perikanan lainnya harus mengurus uji mutu ke Bali dan itu sangat membutuhkan waktu dan biaya yang besar.
"Masalah laboratorium, uji mutu Pak selama ini kami harus ke Bali, waktu dan biaya cukup mahal, di Ambon belum ada, terakhir ini mesti uji Covid-19 jadi butuh waktu dan biaya," ungkapnya.
Sementara untuk persoalan dokumen diakuinya sudah sangat bagus karena hanya hitungan jam saja pengurusan dokumen ekspor bisa selesai.
Pengusaha lainnya Daniel Rusli, mengatakan, sebagian besar hasil perikanan di bawa ke industri di Jawa, sebagian di jual lokal dan diekspor.
"Sehingga yang mengambil keuntungan adalah industri di Pulau Jawa dan midleman," ujar dia.
Ia berharap, pemerintah dapat mendukung program industrialisasi perikanan di Maluku agar pertumbuhan ekonomi semakin cepat dapat menciptakan banyak tenaga kerja.
"Juga menekan cost logistik dan harga jual nelayan bisa dinaikkan. Jadi nelayan akan lebih sejahtera sesuai program Bapak dan juga program Indonesia untuk ekspor dari Maluku," ungkap dia.