Saat jabatan Wali Kota Palembang diduduki oleh Le Cocq de Ville, tahun 1924 muncul kembali gagasan untuk membangun jembatan tersebut.
Namun, sampai jabatan Le Cocq de Ville berakhir bahkan saat Belanda pergi dari Indonesia, proyek pembangunan itu tetap tidak pernah terealisasi.
Kemudian, pada masa kemerdekaan, gagasan itu kembali muncul, DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan lagi pembangunan jembatan saat sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956.
Baca juga: Asal Usul Pulau Kemaro, Kisah Legenda Cinta Siti Fatimah dengan Putra Raja Tionghoa
Pembangunan jembatan ini terbilang cukup nekat. Sebab, pada saat itu anggaran yang dimiliki Kota Palembang yang akan digunakan sebagai modal awal membangun jembatan sekitar Rp 30.000.
Kemudian tahun 1957, dibentuk panitia pembangunan, yang terdiri dari Penguasa Perang Komando Daerah Militer IV/Sriwijaya, Harun Sohar, dan Gubernur Sumsel, H.A. Bastari dan pendampingnya Wali Kota Palembang, M. Ali Amin, beserta Wakil Wali Kota, Indra Caya.
Baca juga: Sejarah di Balik Pembangunan Stadion Gelora Sriwijaya Palembang