Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Makan di Jalur Pantura Riwayatmu Kini....

Kompas.com - 19/03/2021, 16:56 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Sinar Minang namanya. Rumah makan yang menyajikan masakan-masakan khas Padang ini berada di jalur pantai utara (Pantura) Jawa, tepatnya di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Rumah makan ini dirintis oleh Jasman (63) dan adiknya, Zaenal (55), pada 2009.

Kala itu, kepopuleran Sinar Minang membuat pasangan kakak-beradik itu menjadi jutawan.

Pasalnya, rumah makannya tersebut selalu menjadi tempat melepas lelah sejenak bagi para pelintas jalur Pantura, khususnya arah Jakarta-Jawa Tengah.

Baca juga: Melihat Sisa-sisa Kejayaan Bisnis Kuliner di Jalur Pantura Indramayu

Beberapa perusahaan otobus, seperti Sinar Jaya, Sindoro, Karya Sari, Royal Safari dan Lorena, turut singgah di sana.

Selama lima tahun, Sinar Miang menikmati hari-hari penuh kegemilangan.

Saking larisnya, rumah makan yang dibangun di lahan seluas 1.000 meter persegi ini sampai membuka tiga cabang yang juga berada di pesisir Pantura.

Cabang-cabang itu dimiliki oleh anggota keluarganya.

"Di sini (Indramayu), Cirebon dan Subang. Kalau di Subang milik adik saya lagi. Cirebon milik bibi saya dan di Indramayu milik adik saya (Zaenal) dan saya. Yang masih bertahan cuma yang di sini (Indramayu) dan Subang," terangnya.

Baca juga: Sejarah Malioboro, Jalan yang Dihiasi Untaian Bunga

 

Meredup sejak dibukanya Tol Cipali

 Ilustrasi Tol Cipali saat dipakai pemudik musim lebaran 2019KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Ilustrasi Tol Cipali saat dipakai pemudik musim lebaran 2019

Namun, masa-masa kejayaan itu mulai redup perlahan seiring dibukanya Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) pada 2015.

"Kini semuanya tinggal cerita sejak 2015. Saat itu pemerintah membangun Cipali (Cikopo-Palimanan) sebagai jalur alternatif dari tol. Maka sejak itu pendapatan mulai turun dan berkurang pesanan," ungkapnya saat ditemui Kompas.com, Kamis (18/3/2021).

Belum lagi ditambah adanya pandemi Covid-19 yang telah berlangsung setahun.

Baca juga: Tradisi Surak, Berbagi Kebahagiaan dalam Kepingan Uang Receh

Kini, rumah makan yang dulu dipenuhi oleh hilir-mudik orang, menjadi lengang.

Bangunan Sinar Minang pun ada beberapa yang roboh. Semak-semak pun tanpa malu-malu tumbuh di sekitarnya.

"Semua menjadi kenangan dan hancur. Bahkan lokasi usahanya kini dijual. Bahkan yang ini (RM Sinar Minang) juga hendak dijual. Kalau minat silakan hubungi nomor di sana," kata bapak dari empat anak ini sambil menunjuk spanduk kecil berisi informasi penjualan bangunan.

Baca juga: Sederet Kuliner Tradisional di Solo yang Mulai Langka

 

Dulu digemari, kini gulung tikar

Ilustrasi nasi jamblang khas Cirebon. SHUTTERSTOCK/FSYIMAGE Ilustrasi nasi jamblang khas Cirebon.

Cerita yang hampir serupa juga dialami Rastinih (42).

Pada 2007 lalu, Rastinih bersama suaminya, Udi (50), membuka warung nasi jamblang dan sate di Lohbener, Indramayu.

Rastinih menuturkan, usaha kulinernya tersebut begitu digemari. Dalam sebulan, ia bisa mengantongi 6 juta Rupiah.

"Alhamdulillah, katanya punya saya enak. Bahkan penduduk sekitar juga banyak yang pesan karena ini mungkin khas Pantura, jadi sesuai selera mereka," ucapnya.

Seperti kisah Jasman dan Zaenal, dibukanya Tol Cipali membuat usahanya tersebut gulung tikar.

Baca juga: Asal-usul Tasikmalaya Sang Mutiara dari Priangan Timur, Letusan Gunung Galunggung

Bangunan rumah makannya sempat disewa sebuah perusahaan swasta.

"Saat itu kantor bank swasta yang menyewanya. Sebagai kantor kecil, untuk menawarkan modal-modal usaha kepada masyarakat sekitar. Tapi itu tidak berlangsung lama, hanya dua tahun," kenangnya.

Ibu dari tiga anak menyampaikan, setelah tidak disewakan, bangunan bekas rumah makannya tersebut tidak terurus.

Sebenarnya sempat ada orang yang ingin membeli bangunan itu untuk dijadikan toko pupuk dan obat-obatan tanaman. Akan tetapi, Rastinih enggan menjualnya.

"Nggak mau, untuk masa depan anak-anak saya. Karena ini aset dan juga lokasinya strategis di pinggir jalan," kata dia.

Baca juga: Sejarah Sayur Lodeh, Hidangan Penghalau Wabah di Pulau Jawa

Baik di sekitar Sinar Padang maupun di rumah makan nasi jamblang milik Rastinih, terdapat bangunan-bangunan serupa.

Kondisinya kini sepi dan lapuk digerus waktu.

Bangunan-bangunan itu menjadi saksi bisu tentang suatu masa kejayaan yang pernah singgah di Pantura.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Majalengka, Mohamad Umar Alwi | Editor: Farid Assifa)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com