Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usia 80 Tahun, Nenek Sulastri Harus Jalan Puluhan Kilo Cari Brondolan Sawit demi Sesuap Nasi

Kompas.com - 14/03/2021, 11:28 WIB
Junaedi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PASANGKAYU, KOMPAS.com – Untuk bisa berjuang menyambung hidup di tengah pandemi, Sulastri (80 tahun), warga Pasangkayu, Sulawesi Barat memilih mengumpulkan sisa brondolan sawit yang jatuh di kebun-kebun milik warga lainnya.

Ia rela berjalan kaki puluhan kilometer (km) demi mengumpulkan brondolan sawit menggunakan karung pupuk. 

Selama ini ia hidup sebatangkara lantaran suaminya meninggal beberapa tahun lampau. Ia bekerja demi memenuhi kebutuhannya sendiri. 

Jika sedang beruntung, ia bisa menukar brondolan sawit dengan uang Rp 30.000, yang kemudian dibelikannya kebutuhan dapur, terutama beras. Namun jika sedang apes, lansia ini hanya mendapatkan capek dan penat semata. 

Baca juga: Manisnya Hasil Kerja Keras, Pak Biok Kumpulkan Hampir Rp 200 Juta dalam 9 Karung Uang, Hasil Cuci Piring Sejak 1990

 

 

Sulastri memulai pencarian brondolan sawit sejak pukul 6.00 Wita. Malam harinya, ia mencari rute pencarian, agar beda dengan rute hari sebelumnya.

Saat mencari brondolan sawit, Nenek Sulastri rela berjalan kaki puluhan kilometer tanpa alas kaki.

Terkadang, teriknya matahari membakar tubuh lansia ini. Namun dengan menyandang karung dan keranjang plastik, ia tetap semangat menyambangi kebun demi kebun warga, berharap ada sisa brondolan sawit tercecer. 

Baca juga: Tangis Haru Nenek Enung Korban Curanmor: Alhamdulillah, Saya Bahagia Motor Kembali...

Tak dapat bantuan pemerintah selama pandemi

Nenek Sulastri (80) tak dapat bantuan pemerintah selama pandemi, ia cari makan dengan mengumpulkan sisa brondolan sawit. Untuk itu, ia harus berjalan puluhan kilometer saban hari. Kadang ia apes, pulang malam tapi tidak membawa hasil apa-apa. KOMPAS.com/JUNAEDI Nenek Sulastri (80) tak dapat bantuan pemerintah selama pandemi, ia cari makan dengan mengumpulkan sisa brondolan sawit. Untuk itu, ia harus berjalan puluhan kilometer saban hari. Kadang ia apes, pulang malam tapi tidak membawa hasil apa-apa.
Sisa-sisa biji atau brondolan buah sawit yang jatuh ini memang tak diambil pemiliknya.

Brondolan buah sawit tersebut ia kumpulkan dengan sabar dari kebun ke kebun hingga karung pupuk berkapasitas 50 kiloram yang disandangnya tersebut penuh.

Sisa biji sawit yang dukumpulkan itu lalu di jual ke pengepul. Jika beruntung Sulastri bisa mendapatkan upah Rp 20.000 hingga Rp 30.000 pada hari itu.

Jika nasib apes, terkadang Sulastri pulang ke rumah hingga malam hari, tanpa membawa hasil, atau hanya dan menemukan dan membawa pulang beberapa biji sawit yang jatuh.

“Saya biasa hanya berdoa, semoga saya tetap diberi kesehatan dan kekuatan agar esok hari saya tetap bisa bekerja mencari nafkah,” kata Nenek Sulastri, saat ditemui di salah satu kebun milik warga tempat ia memungut berondolan sawit.

Sulastri mengaku tak mendapatkan bantuan pemerintah selama pandemi. Namun ia tetap tak berkecil hati. 

Baca juga: Ibu 3 Anak yang Curi Sawit untuk Beli Beras Minta Maaf, Dirut PTPN V Malah Tawari Pekerjaan

 

Tetangga: sudah lansia, sering jalan puluhan Km, tapi Sulastri jarang sakit

 

Nenek Sulastri (80) tak dapat bantuan pemerintah selama pandemi, ia cari makan dengan mengumpulkan sisa brondolan sawit. Untuk itu, ia harus berjalan puluhan kilometer saban hari. Kadang ia apes, pulang malam tapi tidak membawa hasil apa-apa. KOMPAS.com/JUNAEDI Nenek Sulastri (80) tak dapat bantuan pemerintah selama pandemi, ia cari makan dengan mengumpulkan sisa brondolan sawit. Untuk itu, ia harus berjalan puluhan kilometer saban hari. Kadang ia apes, pulang malam tapi tidak membawa hasil apa-apa.
Tetangga Sulastri kasihan sekaligus kagum dengan semangat lansia ini.

Meski usianya tergolong sudah renta namun ia tetap bersemangat menghidupi dirinya.

Ia tak ingin berpangku tangan pada orang lain.

“Kasihan dia sudah tua, tapi semangatnya bekerja mencari nafkah untuk hidup luar biasa. Anehnya ia juga jarang sakit,” jelas Yunus, salah satu tetangga Sulastri.

Baca juga: Ditipu dengan Bantuan Berisi Potongan Koran, Nenek Penjual Piring Bekas Berharap Pelaku Minta Maaf

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Regional
Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Regional
Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Utang Pelanggan PDAM Magelang Capai Rp 150 Juta, Banyak Rumah Kosong

Regional
Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Kronologi Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dicekik dengan Sabuk dan Dipukul Batu

Regional
Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Kepala LKPP Pastikan Belanja Pemerintah Prioritaskan PDN dan UMKK

Regional
Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Regional
Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Regional
Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Regional
PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

Regional
Timnas Menang atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi Sambil Bunyikan Klakson

Timnas Menang atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi Sambil Bunyikan Klakson

Regional
Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com