Nabhani menjabat sebagai salah satu petugas di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Suci.
Pada sebuah kegiatan, Nabhani membuat kesalahan saat mencatat laporan kegiatan organisasi. Nabhani merasa tak enak dan memutuskan kabur ke Banyuwangi.
Namun, keluarga tak memahami tindakan Nabhani yang mengaku sebagai korban penculikan. Keluarga yang menduga hal itu benar terjadi melapor ke polisi.
Ternyata, tindakan Nabhani yang kabur dari rumah ketika memiliki masalah tak kali ini saja terjadi. Kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya.
"Untuk netizen dan lain sebagainya, tolong untuk bijaksana dalam menginformasikan sesuatu. Apabila ada berita atau kabar belum jelas, silahkan dikonfirmasi dulu. Sebab ini korban masih sehat," kata Bima.
Baca juga: Kisah Melissa, WN Perancis yang Menikah dengan Pria Asal Lombok, Mengaku Suka Tempe Goreng
Selama berada di Banyuwangi, Nabhani sempat mematikan ponsel. Dari sana, ia menghubungi keluarga dan mengaku sebagai korban penculikan menggunakan nomor ponsel lain.
"Ada masalah aja. Motor saya tinggal, jalan kaki hingga jalan raya cari angkot ke Terminal Osowilangon. Dari Terminal Osowilangon naik bus ke Banyuwangi, ketemu teman di sana," tutur Nabhani.
Nabhani mengaku tak tahu kabar penculikan dirinya viral di media sosial Facebook. Ia tak sempat melihat itu karena mematikan ponsel.
Terkait alasannya meninggalkan motor di lokasi bekas tambang, Nabhani mengaku panik dan tak bisa berpikir apa yang harus dilakukan.
"Atas apa yang terjadi, saya menyesali dan minta maaf kepada semua pihak. Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.