Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Tangis Kusmiyati demi Anaknya Jadi PNS | Kakek Tunarungu Simpan 9 Karung Uang di Rumah

Kompas.com - 27/02/2021, 06:15 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Kusmiyati (47), warga Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, ditipu tetangganya sendiri hingga Rp 200 juta.

Uang tersebut awalnya digunakan untuk mahar agar anaknya dapat diterima sebagai pegawai negeri sipil (PNS).

Bukannya diterima, uang tersebut justru dibawa kabur pelaku.

Akibat kejadian itu, kini ia harus menanggung utang di bank dan harus mengangsurnya sebesar Rp 5,3 juta per bulan.

Sementara di Payakumbuh, Sumatera Barat, seorang kakek tunarungu bernama Payuri (81) memiliki uang simpanan hingga sembilan karung.

Uang tersebut disimpan di rumahnya. Dari 9 karung tersebut, 7 karung di antaranya berisikan uang sebanyak Rp 174 juta.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Berikut ini lima berita populer nusantara selengkapnya.

1. Tertipu Rp 200 juta demi anaknya jadi PNS

Kusmiyati (47) saat ditemui di rumahnya di Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (25/2/2021) sore.KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO Kusmiyati (47) saat ditemui di rumahnya di Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (25/2/2021) sore.

Kusmiyati (47), warga Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, ditipu tetangganya sendiri hingga Rp 200 juta.

Uang tersebut awalnya diminta pelaku dengan iming-iming bisa meloloskan anaknya sebagai PNS.

Tapi, bukannya keterima jadi abdi negara, uang tersebut justru raib dibawa kabur.

Meski sudah dilaporkan kepada polisi, kasus tersebut hingga saat ini belum jelas proses hukumnya.

Karena kesal, Kusmiyati akhirnya meminta bantuan pengacara dan menyebarkan kisahnya melalui media sosial.

Baca juga: Tangis Kusmiyati Tanggung Utang Bank Rp 200 Juta demi Anaknya Jadi PNS

2. Kakek tunarungu punya simpanan uang 9 karung

Kakek Tunarungu Biok (81) ternyata memiliki berkarung-karung uang yang disimpan di rumahnyaKOMPAS.COM/PERDANA PUTRA Kakek Tunarungu Biok (81) ternyata memiliki berkarung-karung uang yang disimpan di rumahnya

Seorang kakek tunarungu di Payakumbuh bernama Payuri memiliki uang simpanan hingga 9 karung.

Uang tersebut disimpan di rumahnya dengan lokasi terpisah.

Dari 9 karung tersebut, 7 karung di antaranya setelah dihitung mencapai Rp 174 juta.

"Saat kita mengumpulkan uangnya, ada 9 karung yang kita temukan. Saat ini dihitung sudah Rp 174 juta lebih dan masih ada 2 karung lagi yang tersisa. Sedangkan uang yang tidak laku ada 1 karung," kata Lurah Tigo Koto, Payukumbuh, Sumatera Barat, Musleniyetti, saat dihubungi, Kamis (25/2/2021).

Terungkapnya simpanan uang sang kakek itu berawal saat warga merasa prihatin dengan kondisinya.

Sebab, kakek tersebut dianggap kurang mendapatkan perhatian. Namun, saat diperiksa rumahnya, warga justru terkejut dengan uang simpanannya tersebut.

Baca juga: Kakek Tunarungu Simpan 9 Karung Uang di Rumah, Lurah: Dihitung Sudah Rp 174 Juta, dan Masih Ada 2 Karung Lagi

3. Tangis keluarga korban penembakan oknum polisi

Sejumlah warga menurunkan jenazah Feri di dalam peti dari mobil ambulans milik RS Bhayangkara Medan di rumah duka di Jalan Krakatau, Aluminium I, Gang Asbes, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Jumat (26/2/2021) pukul 10.30 WIB.KOMPAS.COM/DEWANTORO Sejumlah warga menurunkan jenazah Feri di dalam peti dari mobil ambulans milik RS Bhayangkara Medan di rumah duka di Jalan Krakatau, Aluminium I, Gang Asbes, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Jumat (26/2/2021) pukul 10.30 WIB.

Feri Saut Simanjutak, menjadi salah satu korban tewas dalam insiden penembakan oknum polisi berinisial Bripka CS di sebuah kafe di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.

Jenazah korban tiba di rumah duka di Jalan Krakatau, Aluminium I, Gang Asbes, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur pada Jumat (26/2/2021) pukul 10.30 WIB.

Keluarga korban berusaha tegar dengan kejadian tersebut. Bahkan, ayah korban, Mula Simanjutak tidak ingin kematian anaknya tersebut justru dapat memunculkan dendam dikemudian hari.

"Namanya pun anak saya sudah mati. Jangan kematian itu dibalas dengan mati (kematian). Harapan saya kemana bagusnya lah," ujarnya.

Baca juga: Anaknya Tewas Ditembak Polisi di Kafe Cengkareng, Ayah Korban: Jangan Kematian Dibalas dengan Mati

4. Tanggapan BCA soal kasus salah transfer

Ilustrasi uang kertas.(AFP)KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL Ilustrasi uang kertas.(AFP)

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn angkat bicara menanggapi kasus salah transfer yang dilakukan karyawannya.

Pihaknya mengaku akan mengikuti proses hukum yang sedang berjalan. Harapannya, proses hukum itu dapat memberikan rasa keadilan bagi semua pihak.

"Dapat kami sampaikan bahwa kasus tersebut sedang dalam proses hukum dan BCA tetap menghormati proses hukum yang sedang berjalan," kata Hera lewat tanggapan resmi yang dikirim kepada Kompas.com, Kamis (25/2/2021).

Seperti diketahui, kasus tersebut belakangan menjadi perhatian publik.

Sebab, akibat salah transfer yang dilakukan pihak BCA itu menyebabkan Ardi Pratama si pemilik rekening harus mendekam di balik jeruji besi.

Baca juga: Tanggapan BCA soal Kasus Salah Transfer Uang Rp 51 Juta hingga Seorang Warga Dipenjara

5. Pesan Rudy saat hadiri pelantikan Gibran

Mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo bersama istri menghadiri pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo terpilih di Gedung Graha Paripurna DPRD Solo, Jawa Tengah, Jumat (26/2/2021).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo bersama istri menghadiri pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo terpilih di Gedung Graha Paripurna DPRD Solo, Jawa Tengah, Jumat (26/2/2021).

Mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo bersama istri menghadiri pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo terpilih di Gedung Paripurna DPRD Solo.

Dalam kesempatan itu, Rudy berharap pemimpin Kota Solo terpilih dapat melanjutkan programnya yang belum terselesaikan. Terutama terkait dengan penyelesaian warga kecil, lemah, miskin dan tertindas (KLMT).

"Kemarin yang sudah kita usulkan adalah palang pintu perlintasan Joglo relnya naik (layang) dan viaduk Gilingan. Yang belum selesai ya KLMT tadi," ungkap dia.

Rudy yakin ditangan pemimpin yang baru tersebut Kota Solo ke depan akan menjadi lebih baik.

Baca juga: Pakai Jas Merah Hadiri Pelantikan Gibran, Rudy: Ini Semangat Baru

Sumber: KOMPAS.com (Penulis : Labib Zamani, Puthut Dwi Putranto | Editor : Khairina, David Oliver Purba, Michael Hangga Wismabrata, Dony Aprian, Candra Setia Budi).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com