Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sleman Temukan Batu Tersusun Rapi, Diduga Bangunan Kuno

Kompas.com - 24/02/2021, 17:30 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Merasa penasaran, Sukirman kemudian turun mendekati batu tersebut. Ia pun semakin penasaran dan memutuskan untuk membuka semak belukar yang ada di sekitar batu tersebut.

"Nah semak-semak saya buka, di situ terlihat ada batu yang tersusun rapi. Kita langsung ambil cangkul dan alat seadanya dan terlihat sebagian karena waktu itu sudah sore," ungkapnya.

Beberapa warga kemudian menelusuri di lokasi pada Senin (22/2/2021). Saat itu batu yang ditemukan semakin banyak.

Baca juga: Situs Liyangan, Pesona Wisata Baru di Temanggung, Peninggalan Mataram Kuno yang Unik dan Kompleks

Bahkan batu yang tersusun rapi tersebut ternyata memanjang seperti sebuah pondasi.

"Batu yang tersusun itu memanjang, ada sekitar 7 meter yang sudah terlihat, tapi masih ada yang tertimbun tanah," tandasnya.

Sukarmin menuturkan pihaknya telah melaporkan temuan batu tersebut ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta.

Petugas dari BPCB juga sudah datang ke lokasi untuk meneliti temuan tersebut.

"Pak Lurah, Pak Dukuh sudah lapor ke BPCB dan sudah datang meneliti. Kemarin Kita diminta untuk jeda dulu, dan masih menunggu hasil dari penelitian BPCB," bebernya.

Sementara itu, Kepala BPCB Yogyakarta Zaimul Azzah menyampaikan sudah menerima laporan dan langsung menindaklanjuti dengan mendatangi lokasi.

"Sebetulnya masih sulit untuk mengidentifikasi temuan tersebut," tuturnya.

Baca juga: Penemuan Terowongan Tua di Proyek Bendungan, Diduga Dibangun 900 Tahun Lalu di Masa Kerajaan Bali Kuno

Dari tinjauan awal di lokasi batu yang ditemukan merupakan batu putih. Dugaan awal, batu-batu tersebut merupakan struktur bagian pagar.

"Dugaan sementara dari hasil peninjauan awal dengan adanya temuan batu-batu putih diduga merupakan struktur pagar. Apakah itu pagar halaman candi atau petirtaan, tentunya masih diperlukan penelitian lebih lanjut, Kami segera merencanakan penelitian lebih lanjut melalui ekskavasi," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com