Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengungsi Banjir Karawang, Tak Kebagian Tenda, 2 Hari Tidur di Emperan Toko

Kompas.com - 23/02/2021, 09:08 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Sudah dua hari Meli Nopita Dewi (32) dan keluarganya mengungsi di emperan toko di pertokoan Karawang Hijau, Jalan Tarumanegara, Karawang Barat.

Terbatasnya tenda pengungsi membuat ia dan keluarganya tidur di emperan toko. Dari delapan anggota keluarganya, dua di antaranya lansia.

"Ayah ibu saya umurnya sekitar 70 tahun. Semuanya tidur di sini," ujar dia.

Di area tersebut hanya tetdapat satu tenda dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB). "Penuh, enggak muat (tenda)," ujar dia.

Meli mengaku membutuhkan selimut lantaran jika malam udara sangat dingin dan banyak nyamuk. Sementara untuk makanan cukup lantaran disuplai dapur umum.

"Penginnya ngungsi di aula atau apalah," ujarnya.

Baca juga: Banjir Karawang Sebagian Surut, Masih Rendam 18 Desa di 7 Kecamatan

Dalam dua minggu kena dua kali banjir

Meli masih bertahan di pengungsian lantaran rumahnya masih terendam.

Ia dan keluarganya mengungsi lantaran rumahnya di Dusun Jenebin, Desa Purwadana, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, terendam banjir hingga setinggi dahi orang dewasa.

"Sekarang sudah turun (ketinggian air)," ujar Meli ditemui di lokasi.

Air banjir datang sekitar pukul 10.00 WIB pada Sabtu lalu. Air dari luapan Sungai Citarum itu mengalir deras. Ia menyebut ini banjir kedua dalam dua minggu terakhir.

"Kemarin banjir, tapi enggak setinggi ini. Tapi lumpurnya segini," ujar Meli menunjukkan ketebalan lumpur.

Baca juga: Banjir di Karawang, Akses ke Pemukiman Lumpuh, Aliran Air Deras

Terpaksa tidur di emperan toko

Entin Kartini (40), pengungsi lainnya, menyebut anggota keluarganya ada lima orang dan yang terkecil bayi berusia empat bulan. Semuanya tidur di emperan toko.

"Tenda yang ada cuma satu, itu pun sudah penuh. Saya tidak ada tempat lagi untuk tidur, bayar hotel harganya malah, jadi terpaksa tidur di lantai emperan toko ini," kata Entin.

Entin mengaku, saat malam hari anaknya yang masih bayi sempat kedinginan. Ia pun sempat kewalahan mencari minyak kayu putih di posko pengungsi.

"Saya khawatir anak saya sakit," ujar Entin.

Baca juga: Rumah Sakit Islam Karawang Kebanjiran, Pasien Covid-19 Dirujuk ke RS Lain

 

52.000 warga Karawang terdampak banjir

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Yasin Nasrudin mengungkapkan, hingga Senin (22/2/2021), terdapat 33 desa dari 15 kecamatan yang terdampak banjir dengan ketinggian bervariasi.

Sedikitnya 52.000 orang di Karawang terdampak banjir.

"Sekitar 20.433 warga masih mengungsi di titik pengungsian maupun rumah kerabat," ujarnya.

Sejauh pantauan Kompas.com, jumlah pengungsi mulai menurun. Salah satunya di Ruko Karawang Hijau. Sebagian pengungsi sudah pulang meski masih khawatir ada banjir susulan.

Akibat banjir, sebanyak 14.340 rumah terendam. Selain rumah, banjir juga merendam 217 hektar sawah, 31 masjid, dan 9 sekolah.

Sejumlah kantor pemerintahan, seperti Kantor Dinas Pertanian, Dinas Pangan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Kantor Kecamatan Karawang Barat, dan Kantor KPU Karawang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com