Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruang Gerak Kelompok MIT Dipersempit, Disebut Sudah Terdesak dan Kelaparan

Kompas.com - 21/02/2021, 15:00 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Sudah dua bulan lebih sejak peristiwa memilukan di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, terjadi.

Pada 27 November 2020 lalu, kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora melakukan pembunuhan terhadap warga setempat.

Kelompok itu, saat ini tersisa 11 orang.

Baca juga: Sempat Disergap TNI-Polri, Kelompok MIT Pimpinan Ali Kalora Melarikan Diri, Sejumlah Barang Diamankan


Ruang gerak mereka pun kian dipersempit oleh Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya (nama baru Operasi Tinombala).

Satgas terus melakukan pengejaran terhadap kelompok yang masuk daftar pencarian orang (DPO) itu.

Terdesak dan kelaparan

Warga Desa Lemban Tongoa bersama polisi membersihkan sisa-sisa puing bangunan milik korban yang dibakar oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora.Eddy Junaedy Warga Desa Lemban Tongoa bersama polisi membersihkan sisa-sisa puing bangunan milik korban yang dibakar oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora.
Menurut Komandan Korem (Danrem) 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf, kelompok MIT sudah terdesak. Mereka pun mulai kekurangan logistik.

"Sebenarnya DPO ini sudah dalam kondisi terdesak. Mereka juga kelaparan. Semua perlengkapan berhasil kita amankan dua minggu lalu di Tauca, Poso Pesisir Selatan. Jadi mereka sekarang sangat kekurangan logistik dan perlengkapan," jelasnya saat dihubungi Kompas.com lewat pesan WhatsApp, Jumat (19/2/2021).

Baca juga: Satu Keluarga Ditangkap Polisi, Diduga Terlibat Kasus Narkoba, Ini Fakta-faktanya

Ia membeberkan pasukan gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sempat menyergap mereka.

Akan tetapi mereka melarikan diri.

“Kelompok ini sempat disergap oleh pasukan TNI Polri, tapi berhasil melarikan diri. Mereka disergap saat sedang beristirahat di salah satu kebun masyarakat yang tidak jauh dari permukiman penduduk. Sejumlah barang diamankan dari penyergapan itu berupa ransel, pakaian, makanan, perlengkapan tidur, solar cell, peluru, dan lain-lain," ujar Farid.

 

Alami kesulitan

Desa Lemban Tongoa yang berada di lembah Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah menjadi perhatian dunia sejak Jumat 27 November 2020. Di desa yang bersebelahan dengan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) itulah empat orang warga tewas dibunuh, yang menurut polisi dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesa Timur pimpinan Ali Kalora.Eddy Junaedy Desa Lemban Tongoa yang berada di lembah Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah menjadi perhatian dunia sejak Jumat 27 November 2020. Di desa yang bersebelahan dengan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) itulah empat orang warga tewas dibunuh, yang menurut polisi dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesa Timur pimpinan Ali Kalora.

Ia mengakui dalam operasi ini Satgas Madago Raya mengalami kesulitan lantaran luasnya medan operasi.

Tim melakukan pencarian di Poso, Parigi Moutong, Donggala, dan Palu.

Baca juga: HP Menyala 24 Jam Demi Menjaga Keamanan Desa Miliarder Tuban

Di sisi lain, kelompok Mujahidin Indonesia Timur mengenal medan tersebut, sehingga membantu mereka untuk bersembunyi.

“Tapi, kita punya taktik untuk bisa menemukan dan menyergap mereka, tinggal tunggu waktu saja," ucapnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati | Editor: Khairina)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com