Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Pernyataan Majikan Pariyem, Bantah Aniaya hingga Mengaku Biayai Sekola Anak ART-nya

Kompas.com - 18/02/2021, 07:30 WIB
Rachmawati

Editor

"Kalau ditegur dan dimarahi, itu biasa. Baju disetrika sampai gosong, masak kita enggak marahi? Ngepel sampai basah dan sampai terpeleset, apa gak dimarahi? Apa dasarnya dia bilang begitu (melakukan kekerasan)? Karena sudah laporan, kami akan menjalani proses hukumnya,” kata U.

Baca juga: Kisah Pilu Pariyem, Mengais Sisa Makanan di Tong Sampah karena Lapar

3. Mengaku bantu biayai sekolah anak Pariyem

Selama bekerja dan tinggal di rumah U, Pariyem bersama anaknya yang berusia 12 tahun.

Menurut U, ia dan istrinya M memperlakukan Pariyem dengan baik. Bahkan mereka mengaku sayang dengan anak Pariyem yang masih berusia 12 tahun.

U pun mengaku membiayai sekolah anak Pariyem sejak umur 5 tahun dan saat ini anak itu duduk di kelas 5 SD.

"Dia sendiri yang meminta gaji Rp 300.000 per bulan. Dia bilang terserah saya mau digaji berapa, yang penting anaknya bisa sekolah," jelas U.

Baca juga: Pengakuan Pariyem, 8 Tahun Kerja ART Tidak Digaji, Dipukul Majikan, Sering Tak Dikasih Makan

4. Sebut Pariyem yang minta gaji Rp 300.000 per bulan

U mengatakan saat Pariyem sendiri yang meminta gaji Rp 300.000 per bulan. U mengatakan ia menggaji Pariyem Rp 300.000 karena pekerjaannya hanya cuci dan setrika serta bersih-bersih.

"Pekerjaannya hanya cuci dan setrika, serta bersih-bersih. Pekerjaan lainnya istri saya yang kerjakan," kata U.

"Dia sendiri yang meminta gaji Rp 300.000 per bulan. Dia bilang terserah saya mau digaji berapa, yang penting anaknya bisa sekolah," jelas U.

Baca juga: Pariyem Dipukul Majikan Tiap Hari, Kerja 8 Tahun Baru Tahu Digaji Rp 300.000 Per Bulan

5. Sebut Pariyem yang minta gajinya disimpan

IlustrasiKOMPAS/TOTO SIHONO Ilustrasi
Selain itu U mengatalan Pariyem yang menitipkan gaji bulannya kepada istrinya, M.

Jika membutuhkan uang, maka Pariyem akan meminta gajinya. Karena itu U menyimpang gaji Pariyem di rekening miliknya dan gaji itu bisa diambil sewaktu-waktu.

U heran Pariyem mengaku tak digaji. Padahal, kesepakatan menitipkan gaji itu telah ada sejak awal bekerja.

“Kok bisa bilang gak digaji? Nanti setelah butuh, akan diminta. Bukan saya yang ngomong, tapi dia sendiri. Dosa saya kalau tidak memberinya gaji, kan kasihan,” jelas U.

Baca juga: Pariyem, ART yang Makan Sisa Sampah Dekat Pizza Hut Tak Digaji Bertahun-tahun

6. Menganggap masalah dengan Pariyem sudah clear

U dan istrinya membantah melakukan kekerasan terhadap Pariyem.

U mengatakan, Pariyem membuat laporan ke polisi atas desakan warga. Padahal, kata dia, masalah tersebut telah selesai.

Tetapi, warga yang tak puas justru mengajak Pariyem melapor ke polisi.

“Pihak warga menggebu-gebu membawa Pariyem ke kantor polisi (Mapolres), untuk melapor. Mau akhirnya dia diajak ke sana. Laporan ke polisi itu bukan kemauan Pariyem."

"Kemarin kami sudah clear, dan menyelesaikannya secara kekeluargaan,” kata U.

Baca juga: Kisah Pilu Pariyem, ART Kelaparan yang Mengais Makanan Sisa di Tong Sampah, Diduga Alami Kekerasan

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com