Salin Artikel

6 Pernyataan Majikan Pariyem, Bantah Aniaya hingga Mengaku Biayai Sekola Anak ART-nya

Pariyem dipergoki warga melompat dari lantai dua rumah majikannya dan mengais makanan di tempat sampah, Selasa (16/2/2021) dini hari.

Ia mengaku melakukan hal tersebut karena kelaparan. Tak hanya itu. Pariyem juga mengaku jika gajinya selama hampir 8 tahun bekerja tidak dibayar oleh majikannya pasangan suami istri U dan M.

Pariyem dan majikannya sempat melakukan mediasi dibantu aparat setempat. Majikan sepakat untuk membayar gaji Pariyem sebesar Rp 12 juta.

Warga yang tak terima dengan hal tersebut mengajak Pariyem ke kantor polisi. Lalu warga membuat laporan KDRT yang dialami Pariyem ke polisi.

Pariyem kemudian keluar dari rumah majikannya dan tinggal di rumah anak tirinya di Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo,

Ia mengaku kerap mendapatkan kekekerasan dari majikanya terutama majina perempuan.

“Dulu saya sering dapat perlakukan kasar. Dulu sering dipukul, tiap hari dipukul. Dipukul pakai sandal, kadang pakai sepatu. Dipukul seadanya sudah (pakai alat yang ada waktu itu). Bagian kepala yang sering dipukul,” kata Pariyem, Rabu.

Setelah kasus tersebut mencuat, majikan Pariyem angkat suara. Ia membantah apa yang dikatakan asisten rumah tangganya, Pariyem.

Berikut 6 pernyataan majikan Pariyem, U saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (17/2/2021).:

Ia membantah pernyataan yang mengatakan Pariyem bekerja selama 8 tahun dengannya.

“Kalau memang enggak kerasan, empat tahun ikut saya, kok baru sekarang melakukan seperti itu? Kalau memang tidak saya beri makan, coba dilihat, apakah pembantu saya itu kurang gizi? Tidak benar kalau tidak diberi makan,” jelas U.

2. Bantah lakukan kekerasan

U membantah melakukan kekerasan pada Pariyem. Ia mengatakan Pariyem telah meringankan beban mereka menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

Menurutnya ia menegur Pariyem jika melakukan kesalahan seperti saat Pariyem menyerika baju dan gosong.

"Kalau ditegur dan dimarahi, itu biasa. Baju disetrika sampai gosong, masak kita enggak marahi? Ngepel sampai basah dan sampai terpeleset, apa gak dimarahi? Apa dasarnya dia bilang begitu (melakukan kekerasan)? Karena sudah laporan, kami akan menjalani proses hukumnya,” kata U.

Menurut U, ia dan istrinya M memperlakukan Pariyem dengan baik. Bahkan mereka mengaku sayang dengan anak Pariyem yang masih berusia 12 tahun.

U pun mengaku membiayai sekolah anak Pariyem sejak umur 5 tahun dan saat ini anak itu duduk di kelas 5 SD.

"Dia sendiri yang meminta gaji Rp 300.000 per bulan. Dia bilang terserah saya mau digaji berapa, yang penting anaknya bisa sekolah," jelas U.

4. Sebut Pariyem yang minta gaji Rp 300.000 per bulan

U mengatakan saat Pariyem sendiri yang meminta gaji Rp 300.000 per bulan. U mengatakan ia menggaji Pariyem Rp 300.000 karena pekerjaannya hanya cuci dan setrika serta bersih-bersih.

"Pekerjaannya hanya cuci dan setrika, serta bersih-bersih. Pekerjaan lainnya istri saya yang kerjakan," kata U.

"Dia sendiri yang meminta gaji Rp 300.000 per bulan. Dia bilang terserah saya mau digaji berapa, yang penting anaknya bisa sekolah," jelas U.

Jika membutuhkan uang, maka Pariyem akan meminta gajinya. Karena itu U menyimpang gaji Pariyem di rekening miliknya dan gaji itu bisa diambil sewaktu-waktu.

U heran Pariyem mengaku tak digaji. Padahal, kesepakatan menitipkan gaji itu telah ada sejak awal bekerja.

“Kok bisa bilang gak digaji? Nanti setelah butuh, akan diminta. Bukan saya yang ngomong, tapi dia sendiri. Dosa saya kalau tidak memberinya gaji, kan kasihan,” jelas U.

6. Menganggap masalah dengan Pariyem sudah clear

U dan istrinya membantah melakukan kekerasan terhadap Pariyem.

U mengatakan, Pariyem membuat laporan ke polisi atas desakan warga. Padahal, kata dia, masalah tersebut telah selesai.

Tetapi, warga yang tak puas justru mengajak Pariyem melapor ke polisi.

“Pihak warga menggebu-gebu membawa Pariyem ke kantor polisi (Mapolres), untuk melapor. Mau akhirnya dia diajak ke sana. Laporan ke polisi itu bukan kemauan Pariyem."

"Kemarin kami sudah clear, dan menyelesaikannya secara kekeluargaan,” kata U.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Dheri Agriesta)

https://regional.kompas.com/read/2021/02/18/07300001/6-pernyataan-majikan-pariyem-bantah-aniaya-hingga-mengaku-biayai-sekola-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke