Gihanto mengatakan, fenomena itu terjadi karena tanah warga setempat digunakan untuk penetapan lokasi kilang minyak.
Kilang minyak tersebut melibatkan perusahaan asal Rusia, Pertamina-Rosneft.
Hasil dari penjualan tanah, kata Kades, rata-rata mencapai Rp 8 miliar.
Bahkan ada warga yang menerima Rp 26 miliar dan Rp 38 miliar atas kepemilikan beberapa hektar lahan.
"Ya memang kondisinya begitu, dapat uang lalu beli mobil, ada juga yang dibelikan tanah lagi maupun bangunan rumah juga," tuturnya.
Baca juga: Fakta Warga Desa di Tuban Ramai-ramai Beli Mobil Baru, Ada yang Punya 3 Mobil Sekaligus