Awal munculnya klaster pesantren ini diduga berawal dari beberapa santri yang baru datang dan mengikuti proses belajar mengajar di pesantren tersebut.
Selang beberapa hari, puluhan santri mengalami salah satu gejala terserang Covid-19, yakni indera penciumannya tidak berfungsi.
"Awalnya ada salah satu santri yang kehilangan indera penciuman. Setelah itu, dilakukan tes swab kepada 16 santri di pesantren itu. Hasilnya tiga orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19," papar Asep.
Terkait aktivitas pesantren tersebut, Muhammad Yusuf menyatakan kalau kegiatan di sana dihentikan.
"Kemarin kita sudah cek langsung ke pesantren itu. Sejak kemarin pesantren itu di-lockdown dan dijaga petugas TNI-Polri selama 24 jam. Kemarin juga semua unsur pimpinan daerah di Kota Tasikmalaya semuanya ikut memantau," ujarnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor: Aprillia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.