KOMPAS.com - Pondok pesantren di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menjadi klaster persebaran Covid-19.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Asep Hendra Hendriana mengatakan sebanyak 159 santri putra, 171 santri putri, dan 50 orang pengajar terkonfirmasi positif Covid-19.
Setelah melakukan tracing dan tes swab PCR terhadap 832 orang di pesantren itu, diketahui sebanyak 45 persennya terpapar virus corona.
Pada Senin (15/2/2021), sebanyak 21 ambulans dikerahkan untuk mengevakuasi mereka ke beberapa pusat isolasi darurat.
Tidak muat
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf menjelaskan karena membeludaknya para pasien positif dari klaster pesantren itu, beberapa tempat isolasi sampai tidak muat untuk menampung mereka.
"Sejak kemarin kita lakukan proses evakuasi ke tempat-tempat isolasi darurat Covid-19. Sebagian dibawa ke isolasi di RSUD Soekardjo, RSUD Type D Dewi Sartika Kawalu dan Hotel Crown yang dijadikan tempat penampungan pasien positif Corona," tuturnya kepada Kompas.com, Selasa (16/2/2021).
Menurut Asep Hendra Hendriana, ada 153 santri yang dijemput untuk diisolasi.
Sedangkan sisanya karena berstatus orang tanpa gejala (OTG), melakukan isolasi mandiri di lingkungan pesantren karena keterbatasan ruang isolasi yang tersedia.
Bagi santri dan pengajar yang mengalami gejala seperti demam hingga sesak akan mendapat perawatan.
"Tim medis telah bekerja meski dilakukan isolasi mandiri di pesantren sejak kemarin," terang Asep.
Awal munculnya klaster pesantren ini diduga berawal dari beberapa santri yang baru datang dan mengikuti proses belajar mengajar di pesantren tersebut.
Selang beberapa hari, puluhan santri mengalami salah satu gejala terserang Covid-19, yakni indera penciumannya tidak berfungsi.
"Awalnya ada salah satu santri yang kehilangan indera penciuman. Setelah itu, dilakukan tes swab kepada 16 santri di pesantren itu. Hasilnya tiga orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19," papar Asep.
Terkait aktivitas pesantren tersebut, Muhammad Yusuf menyatakan kalau kegiatan di sana dihentikan.
"Kemarin kita sudah cek langsung ke pesantren itu. Sejak kemarin pesantren itu di-lockdown dan dijaga petugas TNI-Polri selama 24 jam. Kemarin juga semua unsur pimpinan daerah di Kota Tasikmalaya semuanya ikut memantau," ujarnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor: Aprillia Ika)
https://regional.kompas.com/read/2021/02/17/10472421/muncul-klaster-pesantren-di-tasikmalaya-380-orang-positif-covid-19
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan