Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batu Meteorit Hendak Dijual Munjilah, Ahli: Sebaiknya Diberikan ke Negara

Kompas.com - 02/02/2021, 16:30 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Batu meteorit yang jatuh di rumah salah seorang warga bernama Munjilah pada Kamis (28/1/2021) hendak dijual.

Sebab pemilik rumah mengetahui jika batu meteorit bernilai jual tinggi.

Namun, seorang ahli meminta Munjilah mengurungkan niatnya menjual meteorit tersebut.

Baca juga: Dianggap Bernilai Tinggi, Batu Meteorit di Lampung Tengah Akan Dijual

Diminta disumbangkan ke negara

Ilustrasi peneliti sedang bekerja di laboratorium.THINKSTOCKPHOTOS Ilustrasi peneliti sedang bekerja di laboratorium.
Mengetahui rencana Munjilah, Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung Robiatul Muztaba angkat bicara.

Daripada dijual untuk kepentingan pribadi, Robiatul meminta Munjilah menyumbangkan batu meteorit tersebut kepada negara.

"Sebaiknya tidak diperjualbelikan, tapi diberikan ke negara untuk penelitian, untuk kemajuan ilmu pengetahuan," ujar Robiatul.

Selama ini, kata dia, kebanyaka batu yang dipelajari ialah yang bersumber dari bumi.

Jatuhnya meteorit di rumah Munjilah sebenarnya bisa sangat menunjang dunia penelitian dan ilmu pengetahuan.

"Bisa menjadi bahan penelitian di Indonesia, khususnya di Lampung dan mengembangkan ilmu pengetahuan," tutur Robiatul.

Baca juga: Polisi Minta Batu Meteorit yang Jatuh di Rumah Munjilah Disimpan dan Ditutup, Ini Penyebabnya

 

Peneliti Itera Lampung mengambil sampel batu meteorit di Lampung Tengah, Jumat (29/1/2021) malam. Peneliti memastikan batu itu adalah pecahan meteorit. Dok. Humas Itera Lampung Peneliti Itera Lampung mengambil sampel batu meteorit di Lampung Tengah, Jumat (29/1/2021) malam. Peneliti memastikan batu itu adalah pecahan meteorit.
Kades benarkan rencana Munjilah akan jual meteorit

Rencana Munjilah menjual batu meteorit dibenarkan oleh Kepala Dusun 5 Astomulyo, Edi Kurniawan.

Edi yang sempat berbincang dengan Munjilah mengaku bahwa batu itu akan ditawarkan.

Tetapi, saat itu memang Munjilah tidak menyebutkan harga penawaran batu tersebut.

"Kalau harganya cocok mau dijual kata Bu Munjilah," ujar Edi.

Baca juga: Heboh Batu Meteorit Hantam Rumah Munjilah di Lampung, Ada Kepulan Asap di Langit hingga Penjelasan Ahli

Sempat timbulkan kerumunan

Ilustrasi meteorit, meteor jatuh ke BumiShutterstock Ilustrasi meteorit, meteor jatuh ke Bumi
Jatuhnya meteorit menghebohkan warga Dusun 5 Astomulyo, Desa Mulyodadi, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah, Kamis (28/1/2021).

Batu meteorit itu ditemukan di dapur rumah Munjilah (60), warga setempat.

Edi mengemukakan, petugas Polsek setempat mendatangi rumah Munjilah pasca-temuan batu meteorit.

Sebab, batu itu menarik perhatian warga hingga menimbulkan kerumunan.

"Polisi bilang supaya tidak ada keramaian, karena masih Covid-19 supaya (batu) ditutup," ujar dia.

Ternyata, ada penyebab yang membuat warga berbondong-bondong ke rumah Munjilah.

Mereka menganggap, batu meteorit itu memiliki tuah.

Baca juga: Ramai Diburu Warga, Air Rendaman Batu Meteorit Bisa Picu Penyakit, Ini Penjelasan Ahli

 

Ilustrasi air putih.Shutterstock Ilustrasi air putih.
Air rendaman diminum hingga dibalurkan

Edi mengemukakan, ada sejumlah warga yang sengaja datang untuk mengambil air rendaman batu meteorit.

"Ada warga yang bilang, batu itu direndam di akuarium, lalu air rendaman batu itu diambil, katanya berkhasiat obat," kata dia.

Dari keterangan warga, tak hanya meminum, masyarakat juga membalurkan air rendaman batu itu ke tubuh mereka.

Tindakan tersebut mendapat peringatan dari ahli.

Sebab, penelitian menunjukkan batu tersebut mengandung unsur logam. Namun, belum diketahui apakah batu mengandung radioaktif.

Jika ada kandungan radioaktif dalam meteorit itu, maka berpotensi menyebabkan kanker bagi warga yang mengonsumsi air rendamannya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya | Editor: Aprilia Ika, Abba Gabrilin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com