SUKABUMI, KOMPAS.com - Material berangkal bebatuan yang menutup lubang rekahan d depan rumah warga Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat tiba-tiba menghilang di telan bumi.
Peristiwa tersebut terjadi seiring bunyi dentuman sebanyak dua kali yang didengar sejumlah warga di lokasi bencana tanah bergerak kaki Gunung Beser, Senin (1/2/2021) pukul 16:00 WIB.
"Benar saya dengar dentuman, suaranya jelegur. Saat itu sedang di dalam rumah," ungkap Yoyo (65) kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya beberapa saat setelah bunyi dentuman Senin sore.
Baca juga: Suara Dentuman Diikuti Getaran di Kaki Gunung Beser Sukabumi, Warga Panik Keluar Rumah
Dia menuturkan seiring dengan bunyi dentuman juga terdengar ada suara di depan rumah. Dia mengira ada yang membuka pintu namun setelah dicek pintu masih tertutup rapat.
Karena penasaran, Yoyo yang rumahnya termasuk terdampak bencana geologi ini langsung membuka pintu depan rumahnya.
Setelah membuka pintu dia terperanjat kaget karena berangkal bebatuan yang menutup rekahan sepanjang dua meter tepat di depan rumahnya sudah lenyap.
Retakan tanah di depan rumahnya itu sudah diketahui semenjak kampung di atas ketinggian 930 meter dari permukaan laut (m dpl) diterjang bencana tanah bergerak dalam sebulan ini.
"Tadinya di sini berangkal bebatuan penuh menutupi rekahan ternyata sudah tidak ada, masuk semua," tutur dia sambil menunjuk ke arah rekahan dengan lebar sekitar 20 sentimeter panjang 2 meter.
Warga lainnya, Rahmat Ule (63) mengaku setelah sejumlah warga mendengar bunyi dentuman berinisiatif mengecek retakan-retakan yang merusak rumah dan tanah di kampung halamannya.
Dia pun menuju rumah milik Yoyo. Awalnya ia ingin melihat berangkal bebatuan yang menutup rekahan di depan rumah tetangganya itu yang sudah diketahui beberapa pekan lalu.
"Awalnya kedalaman lubang rekahan ini sekitar 3,5 meter. Tadi mau ngecek lagi, ternyata berangkalnya sudah menghilang, masuk ke dalam bumi," aku Ule sapaan akrabnya.
Baca juga: Warga di Lokasi Tanah Bergerak Sukabumi Kembali Dengar Bunyi Dentuman
Suara dentuman sebanyak dua kali tersebut didengar beberapa warga yang sedang berteduh di warung Bu Eti, Senin (1/2/2021) sekitar pukul 16:00 WIB.
Namun bunyi dentuman kali ini tidak membuat panik warga. Karena saat bunyi dentuman itu terdengar bersamaan turun hujan gerimis diselimuti kabut.
"Saya sedang berteduh bersama beberapa relawan dan warga karena hujan gerimis berkabut. Tiba-tiba mendengar suara dentuman dua kali," ungkap aktivis ProBumi, Asep Has saat berbincang dengan Kompas.com di lokasi, Senin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.