SUKABUMI, KOMPAS.com - Sejumlah warga di lokasi bencana tanah bergerak Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, kembali mendengar suara dentuman.
Suara dentuman sebanyak dua kali tersebut didengar beberapa warga yang sedang berteduh di warung Bu Eti, Senin (1/2/2021) sekitar pukul 16.00 WIB.
Namun bunyi dentuman kali ini tidak membuat panik warga. Karena saat bunyi dentuman itu terdengar bersamaan turun hujan gerimis diselimuti kabut.
"Saya sedang berteduh bersama beberapa relawan dan warga karena hujan gerimis berkabut. Tiba-tiba mendengar suara dentuman dua kali," ungkap aktivis ProBumi, Asep Has saat berbincang dengan Kompas.com di lokasi, Senin.
Menurut dia, suara dentuman itu berasal dari arah barat. Selanjutnya dia bersama beberapa relawan dan warga langsung mengecek ke arah suara. Namun karena hujan, akhirnya kembali ke warung.
"Ternyata suara dentuman itu juga didengar warga lain. Juga ada yang merasakan getaran," ujar relawan yang sudah sebulan lebih memantau lokasi tanah bergerak di kaki Gunung Beser itu.
Sementara itu, Ginanjar (24) saat beberapa relawan dan warga lain mendengar suara dentuman mengaku merasakan getaran saat memegang kayu tiang warung.
"Tadi pas pegang tiang bergetar. Saat bersamaan ada bunyi dentuman," kata Egi.
Warga lainnya, Aef (42) juga mendengar suara dentuman sebanyak dua kali. Saat itu, dia sedang mandi di rumah tetangganya.
"Ia saya mendengar dua kali dentuman, makanya langsung cepat-cepat keluar," kata Aef.
Diberitakan sebelumnya sejumlah warga di lokasi bencana tanah bergerak Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, mendengar suara dentuman," Sabtu (30/1/2021) malam.
Warga yang menghuni permukiman di punggungan kaki perbukitan Gunung Beser itu pun berhamburan keluar rumah.
Baca juga: Fakta di Balik Suara Dentuman di Lokasi Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi
Apalagi selain suara dentuman yang disertai gemuruh, warga yang bertempat tinggal pada ketinggian 930 meter dari permukaan laut (mdpl) juga merasakan getaran.
Peristiwa itu terjadi setelah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengguyur sejak sore hingga malam.
Suara gemuruh dan dentuman serta getaran berlangsung sekitar beberapa detik.
"Ia benar. Warga pada keluar rumah, panik semua mendengar suara gemuruh," ungkap petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Nyalindung, Ahmad saat dikonfirmasi Kompas.com dalam pesan WhatsApp, Sabtu malam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.