Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Memimpikan Suami Saya Datang ke Rumah dengan Tersenyum pada Saya"

Kompas.com - 01/02/2021, 05:45 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Tangis Ernawati tak terbendung saat mengantarkan suaminya, Riyanto (32) ke peristirahatan terakhir, Minggu (31/1/2021).

Riyanto merupakan warga Sragen, Jawa Tengah yang menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Sebelum jenazah sang suami berhasil diidentifikasi, Ernawati mengaku beberapa kali memimpikan suaminya itu pulang ke rumah.

Baca juga: Isak Tangis Iringi Pemakaman Jenazah Kakak Beradik Korban Sriwijaya Air SJ 182

Mimpi pulang sembari tersenyum

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati ketika bersama istri almarhum Riyanto dan Suyanto, Sabtu (30/1/2021). (Tribun Jateng/ Mahfira Putri Maulani) Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati ketika bersama istri almarhum Riyanto dan Suyanto, Sabtu (30/1/2021). (Tribun Jateng/ Mahfira Putri Maulani)
Melansir Tribun Jateng, Istri Riyanto, Ernawati mengaku terus memimpikan suaminya kembali selama masa pencarian korban jatuhnya pesawat.

Ernawati bahkan menghitung telah tiga kali memimpikan Riyanto.

"Saya memimpikan suami saya datang ke rumah, datang dengan tersenyum kepada saya, terlihat bahagia. Udah tiga kali selama 20 hari ini," tutur Erna pilu, seperti dilansir dari Tribun Jateng.

Sang anak yang masih kecil pun terus menangis mencari sosok sang ayah setiap bangun tidur.

Baca juga: Jenazah ke-56 Itu adalah Kapten Afwan, Sang Pilot Sriwijaya Air

Ilustrasi video call atau panggilan video.SHUTTERSTOCK Ilustrasi video call atau panggilan video.

Sempat video call

Sebelum peristiwa jatuhnya pesawat pada Sabtu (9/1/2021), istri Riyanto yang bernama Ernawati dan anaknya yang masih kecil sempat melakukan video call dengan Riyanto.

Mereka bercakap-cakap melalui telepon sekitar pukul 13.00 WIB.

Keluarga tak menyangka, video call itu menjadi percakapan terakhir dengan almarhum.

Kakak ipar Riyanto, Mustofa mengatakan, selang beberapa jam kemudian sang anak kembali merengek ingin menelepon Riyanto.

"Jam tiga sore anaknya (Riyanto) nangis pengin telepon bapaknya terus tapi sudah tidak bisa. Terus jam 5 sore dapat berita breaking news atau dari Facebook ada gambar pesawat Sriwijaya hilang kontak," tutur Mustofa pada Senin (11/1/2021).

Namun keluarga justru mendapatkan kabar mengejutkan bahwa pesawat yang ditumpang Riyanto hilang kontak empat menit usai lepas landas.

Mustofa kemudian mengecek WhatsApp Riyanto. Benar saja, pria asal Sragen itu menjadi salah satu penumpang Sriwijaya Air.

"Tak lihat story (WA) terakhir Riyanto foto tiket pesawat, ternyata sama Sriwijaya Air. Saya pulang kerja langsung ke sini (rumah Riyanto). Di sini sudah ramai orang," kata dia.

Baca juga: Jenazah Kakak Beradik Asal Sragen Korban Sriwijaya Air SJ 182 Teridentifikasi, Keluarga Tunggu Kedatangan

Hendak kerjakan rolling door

Rumah Riyanto, korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Dukuh Tengaran RT 017, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Sragen, Jawa Tengah, Senin (11/1/2021).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Rumah Riyanto, korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Dukuh Tengaran RT 017, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Sragen, Jawa Tengah, Senin (11/1/2021).

Mustafa menuturkan, kepergian Riyanto ke Pontianak ialah untuk membantu sang kakak Suyanto yang merupakan pemborong salah satu perusahaan di Jakarta.

Mereka berangkat ke Pontianak untuk mengerjakan pemasangan rolling door.

Riyanto sempat mencari persyaratan tes PCR untuk naik pesawat beberapa hari sebelum Sriwijaya Air Jatuh pada Sabtu (9/1/2021).

Ia pun pergi ke Jakarta pada Kamis (7/1/2021).

"Senin atau Selasa itu cari test swab PCR. Di Sragen ini tidak ada yang cepat hasilnya. Tidak ada yang langsung jadi. Terus sudah niat tidak mau berangkat," tutur dia.

"Rabu malam berangkat ke Jakarta. Kamis sampai di Jakarta. Terus Jumat cari test swab itu. Sabtu pagi dapat hasilnya terus berangkat ke bandara (Soekarno-Hatta) untuk ke Pontianak," kata dia.

Baca juga: Polisi Minta Batu Meteorit yang Jatuh di Rumah Munjilah Disimpan dan Ditutup, Ini Penyebabnya

 

Maskapai Sriwijaya Air DOK SRIWIJAYA AIR Maskapai Sriwijaya Air
Pesawat Sriwijaya Air hilang kontak dan terjatuh

Pesawat Sriwijaya Air SJ 192 rute Jakarta-Pontianak yang dinaiki kakak beradik Riyanto dan Suyanto ternyata terjatuh, empat menit usai lepas landas dari Jakarta, Sabtu (9/1/2021).

Seharusnya pesawat tiba di Bandara Internasional Supadio Pontianak pada pukul 15.15 WIB, namun pesawat bernomor penerbangan SJ 182 itu tak kunjung datang.

Kontak terakhir pesawat tersebut terjadi pada pukul 14.40 WIB.

Keluarga saat itu masih berupaya menghubungi Riyanto namun tidak ada respons.

Baca juga: Sang Anak Berteriak Lihat Ayah Ibunya Tewas Tersetrum dan Tinggalkan 4 Anak yang Masih Kecil

Dimakamkan bersebelahan, sang ayah ikhlas

Jenazah Riyanto dan Suyanto akhirnya berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polri pada 29 Januari 2021.

Keduanya kemudian dibawa dari Jakarta menuju ke Sragen melalui Bandara Internasional Yogyakarta.

Kakak beradik tersebut dimakamkan bersebelahan di pemakaman Dukuh Tengaran, Katelan, Tangen, Sragen, Jawa Tengah pada Minggu (31/1/2021).

Sang ayahanda, Wagiyo (66) menuturkan, telah mengikhlaskan kepergian anak-anak mereka.

"Saya ikhlas apa pun yang terjadi. Yang penting jasadnya ditemukan," kata Wagiyo.

Pemakaman kedua kakak beradik korban jatuhnya Sriwijaya Air itu diwarnai isak tangis keluarga.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor : Dony Aprian, Robertus Belarminus), Tribun Jateng

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com