Salin Artikel

"Saya Memimpikan Suami Saya Datang ke Rumah dengan Tersenyum pada Saya"

Riyanto merupakan warga Sragen, Jawa Tengah yang menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Sebelum jenazah sang suami berhasil diidentifikasi, Ernawati mengaku beberapa kali memimpikan suaminya itu pulang ke rumah.

Ernawati bahkan menghitung telah tiga kali memimpikan Riyanto.

"Saya memimpikan suami saya datang ke rumah, datang dengan tersenyum kepada saya, terlihat bahagia. Udah tiga kali selama 20 hari ini," tutur Erna pilu, seperti dilansir dari Tribun Jateng.

Sang anak yang masih kecil pun terus menangis mencari sosok sang ayah setiap bangun tidur.

Sempat video call

Sebelum peristiwa jatuhnya pesawat pada Sabtu (9/1/2021), istri Riyanto yang bernama Ernawati dan anaknya yang masih kecil sempat melakukan video call dengan Riyanto.

Mereka bercakap-cakap melalui telepon sekitar pukul 13.00 WIB.

Keluarga tak menyangka, video call itu menjadi percakapan terakhir dengan almarhum.

Kakak ipar Riyanto, Mustofa mengatakan, selang beberapa jam kemudian sang anak kembali merengek ingin menelepon Riyanto.

"Jam tiga sore anaknya (Riyanto) nangis pengin telepon bapaknya terus tapi sudah tidak bisa. Terus jam 5 sore dapat berita breaking news atau dari Facebook ada gambar pesawat Sriwijaya hilang kontak," tutur Mustofa pada Senin (11/1/2021).

Namun keluarga justru mendapatkan kabar mengejutkan bahwa pesawat yang ditumpang Riyanto hilang kontak empat menit usai lepas landas.

Mustofa kemudian mengecek WhatsApp Riyanto. Benar saja, pria asal Sragen itu menjadi salah satu penumpang Sriwijaya Air.

"Tak lihat story (WA) terakhir Riyanto foto tiket pesawat, ternyata sama Sriwijaya Air. Saya pulang kerja langsung ke sini (rumah Riyanto). Di sini sudah ramai orang," kata dia.

Mustafa menuturkan, kepergian Riyanto ke Pontianak ialah untuk membantu sang kakak Suyanto yang merupakan pemborong salah satu perusahaan di Jakarta.

Mereka berangkat ke Pontianak untuk mengerjakan pemasangan rolling door.

Riyanto sempat mencari persyaratan tes PCR untuk naik pesawat beberapa hari sebelum Sriwijaya Air Jatuh pada Sabtu (9/1/2021).

Ia pun pergi ke Jakarta pada Kamis (7/1/2021).

"Senin atau Selasa itu cari test swab PCR. Di Sragen ini tidak ada yang cepat hasilnya. Tidak ada yang langsung jadi. Terus sudah niat tidak mau berangkat," tutur dia.

"Rabu malam berangkat ke Jakarta. Kamis sampai di Jakarta. Terus Jumat cari test swab itu. Sabtu pagi dapat hasilnya terus berangkat ke bandara (Soekarno-Hatta) untuk ke Pontianak," kata dia.

Seharusnya pesawat tiba di Bandara Internasional Supadio Pontianak pada pukul 15.15 WIB, namun pesawat bernomor penerbangan SJ 182 itu tak kunjung datang.

Kontak terakhir pesawat tersebut terjadi pada pukul 14.40 WIB.

Keluarga saat itu masih berupaya menghubungi Riyanto namun tidak ada respons.

Keduanya kemudian dibawa dari Jakarta menuju ke Sragen melalui Bandara Internasional Yogyakarta.

Kakak beradik tersebut dimakamkan bersebelahan di pemakaman Dukuh Tengaran, Katelan, Tangen, Sragen, Jawa Tengah pada Minggu (31/1/2021).

Sang ayahanda, Wagiyo (66) menuturkan, telah mengikhlaskan kepergian anak-anak mereka.

"Saya ikhlas apa pun yang terjadi. Yang penting jasadnya ditemukan," kata Wagiyo.

Pemakaman kedua kakak beradik korban jatuhnya Sriwijaya Air itu diwarnai isak tangis keluarga.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor : Dony Aprian, Robertus Belarminus), Tribun Jateng

https://regional.kompas.com/read/2021/02/01/05450041/-saya-memimpikan-suami-saya-datang-ke-rumah-dengan-tersenyum-pada-saya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke