Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Yustisi, Pemilik Warkop Ngamuk Nyaris Tabrak Petugas dengan Mobil

Kompas.com - 31/01/2021, 19:23 WIB
Hamim,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

TUBAN, KOMPAS.com - Bentrok terjadi antara pemilik warung kopi dengan petugas gabungan saat merazia kerumunan massa dalam rangka operasi yustisi penegakan disiplin protokol kesehatan di Kabupaten Tuban, Sabtu (30/1/2021) malam.

Tatak, salah seorang pemilik warung kopi mengamuk dan menantang petugas gabungan saat melakukan razia kerumunan warga di warung kopi miliknya di Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Tuban.

Adu mulut pun terjadi saat pemilik warung kopi menghalangi petugas gabungan dari Satpol PP, TNI, Polri, Dishub dan instansi terkait merazia pengunjung warung kopi.

Kepala Satpol PP Kabupaten Tuban, Heri Muharwanto mengatakan, petugas gabungan juga sempat diserang oleh pemilik warung kopi lantaran tidak terima adanya razia terhadap para pengunjungnya.

Baca juga: Pria Ini Dianiaya dengan 50 Tusukan, Pelakunya Masih Misterius

Saat itu, sebagian petugas sedang melakukan razia pengunjung dan tiba-tiba pemilik warung kopi mengendarai mobilnya dengan kencang, diduga sengaja hendak menabrak petugas lainnya yang sedang berjaga di depan warung.

"Beruntung petugas dari Satpol PP dan Dishub saat itu berhasil menghindar, sehingga mobil akhirnya menabrak mobil truk Satpol PP," kata Heri Muharwanto, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (31/1/2021).

Sontak terjadilah keributan, adu mulut dan saling dorong pun tak terhindarkan antara pemilik warung kopi dan petugas yang hampir tertabrak mobil tersebut.

Keributan tersebut berhasil dilerai oleh petugas lainnya, tetapi pemilik warung kopi terus mengamuk hingga kendaraan Kasatpol PP Kabupaten Tuban pun dihadang saat hendak kembali usai merazia pengunjung warung kopi tersebut.

Heri mengaku, pemilik warung kopi tersebut sering kali melakukan perlawanan saat petugas gabungan merazia kerumunan warga di warungnya.

Tatak seringkali mengaku memiliki keluarga yang berdinas di kepolisian saat melawan dan mengamuk pada petugas gabungan operasi yustisi.

"Iya ngakunya punya keluarga polisi, tetapi setelah kita telusuri memang ayahnya seorang purnawirawan polisi dan pamannya juga purnawirawan TNI," ujar dia.

Meski mendapat perlawanan dari pemilik warung kopi, petugas gabungan tetap melakukan razia protokol kesehatan kepada para pengunjung warung kopi tersebut.

Heri menyampaikan akan membawa kasus tersebut ke pihak kepolisian dan melakukan koordinasi dengan Forkompinda Tuban atas tindakan pemilik warung kopi yang melawan penegak hukum tersebut.

Bahkan, pada Minggu (31/1/2021) dini hari, pemilik warung kopi bersama para preman juga diketahui menggeruduk rumah pribadi salah satu petugas Dishub yang sempat saling dorong dengannya saat razia berlangsung.

"Katanya mereka juga sempat mengancam akan membunuhnya saat mendatangi rumahnya. Makanya kami berkoordinasi dengan pihak polisi, TNI untuk menindaklanjuti peristiwa tadi malam," tutur dia.

Baca juga: Polisi Periksa 6 Pengambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19 di Tuban

Berdasarkan data yang diterima pihak Satpol PP, ternyata warung tersebut juga tidak memiliki izin, artinya warung tersebut dapat tutup secara permanen.

Sementara dalam razia tersebut, petugas berhasil mengamankan 50 orang yang kedapatan melanggar protokol kesehatan Covid-19 tidak memakai masker saat keluar rumah.

Selain itu, sejumlah pemilik warung kopi dan kafe juga diberikan sanksi denda Rp 300.000, karena mereka dianggap bertanggung jawab atas pelanggaran protokol kesehatan Covid-19.

"Ada pelanggar yang kami sita handphone-nya, ada juga KTP-nya yang kami sita, dan kami akan terapkan sanksi sesuai aturan yang berlaku," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com