Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Guguran dan Awan Panas, Volume Kubah Lava Gunung Merapi Alami Penurunan

Kompas.com - 29/01/2021, 19:47 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Volume kubah lava baru di gunung Merapi mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas guguran dan awan panas.

"Morfologi yang ada di puncak Merapi di sisi barat daya memang mengalami perubahan," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam siaran informasi "Aktivitas Merapi Terkini" melalui daring, Jumat (29/1/2021).

Hanik menyampaikan, morfologi kubah lava yang ada di sektor tenggara sampai saat ini belum ada perubahan yang signifikan. Kondisi ini terlihat dari CCTV yang ada di Deles.

Baca juga: Wagub Jateng Gus Yasin Puji Gotong Royong Pengungsi Merapi di Magelang

Volume kubah lava baru mengalami peningkatan sampai tanggal 25 Januari 2021. Volume kubah lava baru saat itu mencapai 157 ribu meter kubik.

Namun kemudian volume kubah lava teramati mengalami penurunan pada 28 Januari 2021. Volume kubah lava menurun menjadi 62 ribu meter kubik.

Penurunan volume kubah lava ini karena adanya aktivitas guguran dan awan panas guguran. Terutama akibat aktivitas guguran pada tanggal 26 Januari dan 27 Januari 2021.

Bahkan pada 27 Januari 2021 tercatat kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi cukup banyak, yakni sampai mencapai 52 kali.

"Penurunan ini karena ada banyaknya guguran sehingga sebagian sudah terlontar. Jadi dominasinya guguran sehingga lava yang keluar tidak sempat lagi membentuk kubah, tapi langsung mengalami guguran," jelasnya.

Baca juga: Gunung Merapi Kembali Keluarkan Awan Panas Guguran, Jarak Luncur 2.000 Meter

Menurunnya volume kubah lava di Gunung Merapi secara umum memang membuat potensi ancaman bahaya semakin berkurang.

"Secara umum iya, namun yang perlu kita perhatikan kalau suplai dari dalam, ini yang kita tidak pernah tahu. Tapi sampai saat ini berarti memang potensi (bahaya) itu menjadi lebih kecil," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com