Menurutnya, pola hidup selama ini dianggap sebagai persiapan apa pun termasuk untuk menghadapi pandemi, mulai dari pola makan, pola tidur, dan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, berpikir positif dan optimis.
Itu semua bisa membuat tubuh seseorang selalu fit dan sehat.
Bahkan ketika skrining awal sehari sebelum vaksinasi, kata Akhid, kondisinya dinilai memenuhi syarat untuk menerima vaksin.
Baca juga: 2.320 Nakes di Sulsel Sudah Terima Vaksin Covid-19 Tahap Pertama
Persiapan justru pada baju yang dipakai saat vaksinasi. Ia memakai polo shirt dan manset untuk memudahkan vaksinator menyuntik.
“Sekarang saya lega, apalagi karena memikul tanggung jawab besar bagi masyarakat. Selnjutnya saya mengharapkan masyarakat tidak perlu takut (untuk vaksin). Ini salah satu cara kita menghentikan Covid di negeri kita ini,” kata Akhid.
Berbeda dengan Sudarmawan. Waka Polres Kulon Progo nyaris tidak bisa mengikuti vaksinasi karena tekanan darahnya melebihi ambang batas sejak kemarin.
Ia menceritakan, terus berupaya menenangkan hati.
“Sebenarnya kecewa karena saya mewakili kepolisian, untuk apa saya datang kalau tidak vaksin. Saya mencoba menenangkan diri sambil berdoa. Saya cek ulang, tensi normal maka bisa vaksin. Saya memang jarang cek up, padahal dulu sering donor darah. Sekarang mungkin karena dinamika pekerjaan,” kata Sudarmawan.
Baca juga: Hujan Deras Disertai Angin Kencang Rusak 27 Bangunan di Kulon Progo
Ia mengharapkan masyarakat untuk tidak takut menerima vaksin Covid-19. Keikutsertaan masyarakat kuncui percepatan upaya menekan pandemi.
“Rasanya (disuntik) sakit iya, tapi tidak berlebihan, seperti digigit semut saja. Masyarakat tidak perlu khawatir. Jangan percaya hoaks,” kata Sudarmawan.
Vaksinasi sendiri berlangsung lancar. Bupati Kulon Progo Sutedjo hadir menyaksikan rangkaian vaksinasi perdana ini.
Sutedjo tidak ikut divaksin karena persoalan batas usia.